REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Basarnas mengakhiri operasi pencarian korban KMP Rafelia 2 yang dilakukan di perairan Selat Bali, Ahad (6/3). Penutupan dilakukan karena sudah ditemukan lima jenazah korban yang dinyatakan hilang sesuai data manifest kapal.
"Dengan ditemukannya satu korban lagi, maka jumlah daftar pencarian orang hilang sudah sesuai dengan data manifest kapal, yakni sebanyak lima orang, sehingga operasi pencarian korban ditutup hari ini," kata Direktur Operasional dan Pelatihan Basarnas Brigjen (Mar) Ivan Ahmad dalam jumpa pers di Pelabuhan Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Ahad (6/3).
Ia menjelaskan, beberapa hal yang mendukung penutupan operasi SAR, yakni hasil penyisiran para penyelam di lokasi tenggelamnya KMP Rafelia 2 yang menyatakan seluruh ruangan kapal sudah diperiksa dan tidak ada lagi ditemukan korban yang berada di kapal itu.
"Tim SAR penyelam sudah memeriksa seluruh ruangan kapal dan kendaraan yang tenggelam. Hasil pemeriksaan tersebut tidak ada tanda-tanda korban yang tertinggal," tuturnya.
Bahkan, penyelam gabungan dari Basarnas, TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi dan binaannya, serta Polri sudah menyisir ke seluruh ruangan mulai dek, anjungan, buritan kapal, sehingga seluruh ruangan dinyatakan sudah bersih dan tidak ada korban yang tertinggal.
"Berdasarkan manifest jumlah penumpang kapal yang tercatat sebanyak 81 penumpang dengan rincian 76 orang selamat sudah dievakuasi dan lima penumpang dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia, sehingga hal tersebut sudah sesuai dan dinyatakan sudah tidak ada korban lagi," tuturnya.
Artinya, kata dia, Basarnas menutup operasi SAR tersebut dan selanjutnya dilakukan pemantauan SAR. Terkait dengan jenazah nakhoda kapal yang belum ditemukan akan diserahkan kepada pemerintah kabupaten setempat dengan bantuan SAR terdekat.
"Meskipun operasi SAR ditutup, pencarian akan tetap dilakukan dengan mengurangi jumlah personel yang bertugas, dari 200 personel dipangkas menjadi 20 hingga 30 personel," katanya.
Selain itu beberapa kekuatan SAR, seperti kapal jelajah, kapal cepat, serta dua helikopter akan ditarik ke kantor SAR setempat. "Untuk mengantisipasi masih adanya korban yang mengapung di perairan Selat Bali, maka Tim Basarnas pusat akan digantikan perannya oleh anggota dari Pos SAR Jember dan Surabaya. Mereka akan memantau seluruh kegiatan pascapenutupan operasi dan masih ada helikopter yang disiagakan berputar mengawasi perairan Selat Bali," ujarnya menjelaskan.
Tim SAR penyelam menemukan jenazah korban berjenis kelamin laki-laki di anjungan kapal dan setelah diidentifikasi jenazah korban itu adalah I Gusti Made Suana (55), laki-laki asal Banjar Buruan, Tampaksring, Gianyar, sedangkan jenazah nakhoda kapal masih belum ditemukan.