Senin 29 Feb 2016 13:13 WIB

Ini Penjelasan Lengkap Filosofi Ridwan Kamil tak Maju Pilgub DKI

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil
Foto:

Bandung hari ini sudah membaik, namun belum sehat betul. Lebay jika dibilang Bandung sudah berhasil. Bohong pula jika ada yang mengatakan Bandung tidak ada kemajuan. Dalam kurun 2 tahun ini, reformasi birokrasi Bandung sudah membaik. Kinerja birokrasi dari urutan ratusan tahun 2013 sekarang urutan 1 nasional dengan nilai A. Pelayanan publik dari rapor merah sekarang urutan 4 nasional. Transparansi pemerintah sudah urutan 3 dari asalnya urutan 17 di Jawa Barat. Itu progres.

Izin usaha UKM dihilangkan sama sekali. 7000 warga miskin sudah diberi kredit usaha tanpa bunga dan tanpa agunan. Setiap RW diberi anggaran 100 juta sebagai konsep pemerataan pembangunan. Pengangguran terbuka turun dari 10,9% ke 8 %. Itu semua adalah kemajuan. Jadi Bandung membaik bukan hanya urusan taman, seperti yang sebagian tukang nyinyir kira.

Secara tata kota, perbaikan trotoar dan taman kota bergerak dengan cepat. Interaksi sosial berkorelasi dengan kebahagian. Karenanya Indeks kebahagiaan naik ke 70,6 di akhir 2015. Artinya warga Bandung bahagia. Problem sampah dan jalan rusak sudah hilang dari 5 besar masalah Bandung versi survey warga. Adipura hadir lagi setelah 17 tahun absen. Namun secara jujur, Kota Bandung masih punya hutang masalah yaitu urusan pengurangan banjir dan kemacetan. Dua problem ini menjadi prioritas di sisa jabatan saya.

Dan yang terberat, warga Bandung mayoritas tidak mengizinkan saya pergi sebelum menyelesaikan tugas. Di dalam kata ‘warga Bandung’ terkandung di dalamnya suara relawan yang dulu berjibaku memenangkan saya, suara keluarga saya dan suara mentor hidup saya yaitu ibu kandung saya, yang tidak merestui kemanapun sebelum niat selesaikan periode pertama kewalikotaan Bandung ini tunai. Semoga warga Bandung juga memahami, bantu saya dengan aktif menaati aturan dan berpatisipasi aktif dalam program-program pemkot, agar Bandung Juara berkat usaha bersama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement