Jumat 19 Feb 2016 20:27 WIB

Program Tanam Kedelai Kementan Terancam Gagal

Rep: Issha Harruma/ Red: Nur Aini
Benih kedelai (ilustrasi).
Foto: komoditasindonesia.com
Benih kedelai (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,DELI SERDANG -- Hampir seluruh bibit kacang kedelai yang ditanam di masa peralihan di Deli Serdang, Sumatera Utara gagal tumbuh. Hujan yang terus turun dan terendamnya lahan dituding menjadi penyebab gagalnya tanaman ini tumbuh.

Loas Samosir (65 tahun), ketua kelompok tani Kebun Sayur di Desa Sidoarjo II Ramunia, Kecamatan Beringin mengatakan, sejak ditanam Januari lalu, hampir seluruh kedelai yang ia tanam gagal tumbuh.

"Pas baru ditanam, itulah hujan datang terus itu. Jadi rusak semua terendam air," kata Loas saat ditemui di kediamannya, di Deli Serdang, Jumat (19/2).

Loas mengaku menggunakan dua hektare lahan milik orang lain. Pada bulan April-Juli dan September-Desember, lahan tersebut ia tanami dengan padi. Usai panen padi terakhir, lahan tersebut kemudian biasanya akan ditanami tanaman palawija untuk memutus siklus hama dan kembali menyuburkan tanah.

Pada masa peralihan sekarang, ia memilih mengikuti saran pemerintah untuk menanam kacang kedelai. Lebih dari tiga per empat lahannya ia tanami dengan kedelai. Sisanya, kacang hijau.

Dikarenakan program tanam kedelai ini berasal dari pemerintah, sebagian besar petani  mendapatkan bantuan dari pemerintah, termasuk Loas. Ia mengaku mendapatkan bibit kedelai gratis dari pemerintah.

"Cuma entah gimanalah PPL (Panitia Pengawas Lapangan) ini, bibitnya nggak bagus. Entah dari mana aja dia ngambil bibit itu," ujar dia.

Berdasarkan pantauan Republika.co.id, sebagian besar lahan bekas padi yang sudah dipanen telah ditanami kedelai oleh warga desa Sidoarjo II Ramunia. Rata-rata, tanaman kedelai tersebut telah tumbuh sejengkal orang dewasa. Meski tumbuh, menurut Loas, tanaman tersebut telah rusak dan ditinggalkan penanamnya.

Para petani, ujarnya, tidak mau mengambil risiko dengan terus merawat kedelai yang belum tentu menghasilkan tersebut. Mereka tidak mau mengalami kerugian yang lebih besar lagi.

Untuk menanam kedelai di satu hektare lahannya saja, Loas mengaku telah menghabisan dana sebesar Rp 1.250.000. Dana tersebut digunakan untuk upah membabat dan menanam bibit kedelai.

"Jadi, yang rusak-rusak itu ditinggalin petani. Daripada biaya perawatan makin besar," kata Loas.

Sementara itu, Kabid Pengawasan dan Pengendalian Dinas Pertanian Deli Serdang, Hasan Basri Harahap mengatakan, program tanam kedelai tersebut merupakan program dari Ditjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian. Program tersebut mulai berjalan tahun ini.

"Ini bagian dari program swasembada kedelai, biar nggak impor lagi. Karena selama ini kan petani nggak mau nanam kedelai," kata Hasan.

Menurut Hasan, ada seribu hektare lahan di Deli Serdang yang digunakan petani untuk menanam kedelai. Dari jumlah itu, sekitar 327 hektare berada di kecamatan Beringin. Sisanya, tersebar di kecamatan Pagar Merbau dan Galang.

Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kecamatan Beringin Dinas Pertanian Deli Serdang, Mulyono mengatakan, melihat banyaknya kedelai yang gagal tumbuh, banyak petani yang resah. Para petani tersebut, ujarnya, ingin segera langsung menanami lahan tersebut dengan padi.

"Ini saya rasa habis semua karena hujan terus. Kalaupun ada yang hidup, hasilnya nggak memuaskan," kata Mulyono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement