Jumat 05 Feb 2016 21:07 WIB

Gontor: Tak Ada Satupun Pesantren Ajarkan Santrinya Radikalisme

Rep: c23/ Red: Karta Raharja Ucu
Suasana pondok pesantren (ilustrasi).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Suasana pondok pesantren (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Badan Wakaf Pondok Pesantren Gontor, Amal Fathullah Zarkasyi menyatakan, tidak ada satupun pesantren di Indonesia yang mengajarkan para santrinya menganut paham radikalisme. Pernyataan itu disampaikan Amal menanggapi pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menyebut 19 pesantren di Indonesia terindikasi radikal.

Menurut Amal, pernyataan BNPT seperti upaya untuk menstigma pondok-pondok pesantren di Indonesia. "Jadi kita jangan terkecoh (pernyataan BNPT)," ujarnya pada Republika.co.id, Jumat (5/2).

Terkait adanya tersangka teroris yang dinyatakan BNPT berasal dari pondok-pondok pesantren, Amal menilai, hal itu hanya dikait-kaitkan saja. Karena ia berpendapat, tersangka-tersangka teroris tersebut telah berada di luar pondok pesantren.

"Maka sudah tidak ada kaitannya dengan pondok. Dan itu di luar tanggung jawab pondok," jelas Amal.

Situasi di Pesantren Gontor menurutnya berjalan normal pascapernyataan BNPT. Kegiatan belajar mengajar pun berlangsung seperti biasa.

Sebelumnya, Ketua BNPT Saud Usman mengatakan 19 pondok pesantren yang diduga radikal masih menjadi pantauan BNPT. 19 pondok peasantren yang diduga radikal tersebut dipantau karena memang para tersangka teroris yang sudah ditangkap berasal dari sana. Beberapa di antaranya bahkan menjadi pengajar dan pengasuh pondok pesantren.

(Baca Juga: BNPT Curigai 19 Pondok Pesantren Dukung Terorisme)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement