Jumat 29 Jan 2016 17:35 WIB

Pemprov Jatim Waspadai Virus Zika

Rep: Andrian Saputra/ Red: Yudha Manggala P Putra
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.
Foto: dinsos.jakarta.go.id
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur mewaspadai adanya penyebaran virus zika. Pasalnya virus yang di bawa oleh nyamuk Aedes Aegypti itu telah menjadi permasalahan serius yang tengah dihadapi oleh sejumlah negara seperti Brasil dan negara-negara di kawasan eropa.

Tak ingin virus tersebut menyebar di Jawa Timur, Dinas Kesehatan terus berupaya memberantas populasi nyamuk yang juga menjadi penyebab penyakit demam berdarah itu.

“Virus Zika kan dari Aedes Aegypti, seperti halnya demam berdarah dan cikumunya. Sehingga sebagai antisipsinya pun sama dengan mengendalikan populasi dan penyebaran vektornya,” tutur Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Harsono kepada Republika, Jumat (29/1).

Harsono mengatakan masyarakat tidak perlu panik akan virus Zika. Ia menerangkan langkah sederhana yang dapat dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi munculnya virus tersebut sama dengan pencegahan pada penyakit demam berdarah. Di antaranya yakni masyarakat diharapkan senantiasa menjaga lingkungannya.

Selain itu mengubur barang bekas dan tidak membiarkan adanya genangan air yang akan menjadi sarang berkembang biaknya larva nyamuk. Serta rutin menguras air di kamar mandi minimal seminggu sengkali.

“Memang belum ditemukan kasus akibat Virus Zika ini, tapi antisipasi harus tetap dilakukan. Sehingga kami akan terus melakukan edukasi kepada masyarakat,” tuturnya.

Langkah Pemprov Jatim untuk menekan populasi Aedes Aegypti terbukti dengan adanya penurunan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan nyamuk tersebut. Catatan awal tahun ini, kasus DBD di Kabpaten/Kota se-Jatim berjumlah 858 kasus. Dengan 27 jiwa meninggal dunia.

Kendati demikian angka tersebut menurun dibanding awal tahun tahun lalu. Tercatat pada awal 2015 kasus DBD mencapai 4584 dengan 79 jiwa meninggal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement