REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2015 secara umum berjalan baik, lancar dan aman. Tidak ada persoalan dan gangguan cukup menonjol yang menghalangi pelaksanaan Pilkada serentak ini. Rakyat pun di 264 daerah yang tersebar di hampir seluruh Indonesia telah memberikan hak pilihnya.
Meski begitu, Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TePI) Jeirry Sumampow memiliki beberapa catatan yang perlu dikemukakan terkait pelaksanaan pilkada serentak kemarin.
"Pilkada serentak 2015 ternodai oleh ditundanya lima daerah," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id.
Penundaan itu disebut-sebut karena persoalan yang bersumber pada pencalonan, khususnya masalah hukum yang dialami oleh pasangan calon dan berbuntut panjang sampai gugatan pengadilan dan putusan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN).
Akibatnya pilkada serentak 2015 ini menjadi tidak serentak. Publik pun masih menunggu kapan Pilkada di lima daerah tersebut akan dilaksanakan. Jeirry mengatakan partisipasi pemilih diprediksi tidak terlalu menggembirakan, bahkan cenderung rendah.
Dalam pantauan secara umum, kelihatannya angkanya tak lebih dari 60 persen padahal target KPU dan Pemerintah ada di angka 70 persen. Contohnya daerah seperti Kota Surabaya yang memiliki Paslon favorit seperti Risma-Wisnu, angka partisipasinya tak lebih dari 50 persen.
"Namun demikian, kita masih menunggu hasil akhirnya nanti," katanya.