Selasa 01 Dec 2015 21:39 WIB

Cerita Sudirman Soal 3 Pertemuan Setnov dengan Bos Freeport

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Bayu Hermawan
Menteri ESDM Sudirman Said mengikuti Rapat kerja dengan Komisi VII DPR di komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/12).
Foto:
Menteri ESDM Sudirman Said memberikan keterangan pers terkait pembangunan kilang minyak di Gedung Ditjen Kelistrikan Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (27/11).

Lantas setelah itu terjadilah pertemuan kedua, dengan pengusaha yang disebutkan dalam rekaman, M Riza Chalid. Saat itu, Sudirman mengaku belum ingin intervensi. Namun dia menyadari adanya upaya dan arah pembicaraan ke arah pengaturan seperti yang yang ada dalam rekaman.

"Pertemuan ketiga, pengusaha yang dimaksud pun sudah mulai ikut mengatur. Keduanya aktif," ucapnya.

Jelang pertemuan ketiga, kata dia, Sudirman mengaku mendapat laporan oleh Maroef. Saat itu Sudirman memerintahkan agar Maroef tetap menghormati pertemuan dengan menghadirinya. Namun Sudirman titip pesan kepada Maroef agar mencatat semua poin percakapan.

"Setelah bertemu saya diberi gambar, ada angka, minta angka dan proyek listrik. Saya mengetahui itu pertengahan Juli. Setelah saya mengetahui, karena disebut nama presiden dan Wapres, saya berkewajiban melaporkan," katanya.

Pascapertemuan ketiga tersebut, Sudirman mengaku apa yang telah dilakukan pimpinan DPR akan menganggu kinerja dia. Saat itu, Sudirman memutuskan untuk menyimpan rekaman yang didapatnya untuk digunakan suatu saat 'dibutuhkan.'

"Saya mempelajari kode etik, UU MKD, saya merasa yang paling tepat adalah disampaikan ke MKD. Waktu Juli saya lapori, beliau mengatakan disimpan saja siapa tau ada gunanya," katanya.

Lantas baru pada akhir-akhir ini saat ada kegaduhan, Sudirman merasa banyak desakan untuk membuka apa yang terjadi.

"Karena respon masyarakat minta dibuka saja dan cenderung mengatakan jangan-jangan fitnah. Karena itu saya simpulkan yang paling tepat adalah MKD. Mari kita tunggu proses MKD. Saya yakin MKD tugasnya menjaga kehormatan, martabat dan keluhuran," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement