REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia harus berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan di Paris, Prancis. Pasalnya kejadian tersebut dapat memberikan 'efek pantulan kaca' di dalam negeri.
Efek tersebut dapat merambah ke sisi manapun di dunia, termasuk di Indonesia. "Seluruh komponen bangsa harus waspada terhadap suatu anomali di sekitarnya," ujar pengamat intelijen Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati kepada Republika.co.id pada Senin (16/11).
Efek pantulan kaca dapat memunculkan satu kalkulasi gerakan teror. Indonesia memang mempunyai lembaga intelijen, namun para teroris juga memiliki badan intelijennya sendiri. Perempuan yang akrab disapa Nuning ini, mengimbau publik jangan langsung mencap Muslim sebagai sumber kehebohan apalagi teror.
Dia meminta jangan mengaitkan teror dengan agama tertentu karena akan menimbulkan sensivitas. "Teror tidak memiliki agama," kata anggota Komisi I DPR periode 2009-2014 itu. (Baca: Apakah Islam Promosikan Kekerasan? Ini Jawaban Terbaik!)
Mengenai kasus peledakan yang terjadi di Jalan Raden Inten, Duren Sawit, Jakarta Timur, Nuning mengatakan hal tersebut tidak dapat langsung dikategorikan sebagai tindakan terorisme. Harus menunggu satu analisis dan uji tertentu terlebih dahulu.
Demikian juga untuk serangan di Paris, tidak bisa serta-merta menyimpulkan itu perbuatan ISIS, Alqaeda, atau kelompok teroris lainnya, meskipun ISIS sendiri sudah mengklaim bahwa mereka yang ada di balik serangan tersebut.