Selasa 27 Oct 2015 19:42 WIB

Hunian Hotel Turun Tajam Akibat Kabut Asap

Pembangunan hotel/ilustrasi
Foto: Antara
Pembangunan hotel/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU  --  Tingkat hunian hotel di Provinsi Riau menurun tajam mencapai sekitar 40 persen lebih, akibat kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan di Sumatra dalam tiga bulan terakhir.

"Saat ini, banyak pemilik hotel dan restauran yang sudah atau bakal merumahkan karyawan karena terus alami kerugian besar akibat sepinya tamu," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Riau, Ondhi Sukmara di Pekanbaru, Selasa (27/10).

Ondi mengaku, tidak jarang pemilik hotel dan restauran di Provinsi Riau seperti di Kota Pekanbaru dan Kota Dumai mengadu kepada pihaknya karena terus merosot tingkat hunian hotel atau sepinya kunjungan di restauran tempatnya berusaha.

Saat ini jumlah anggota PHRI Riau sekitar 105 anggota, sebagian besar berada di Pekanbaru dan Dumai mulai dari hotel bintang satu dan lima. Jumlah hotel di Riau sekitar 150 unit dengan 2.300 kamar, sedangkan untuk wilayah di Riau sekitar 6.000 kamar.

Sedangkan jumlah tenaga kerja di organisasi sektor jasa penginapan dan restoran di provinsi itu seperti di Kota Pekanbaru saja, sekitar 5.250 orang dari 25 hotel berbintang dan nonbintang berjumlah sekitar 50 lebih di daerah tersebut.

"Tidak ada pilihan lain kecuali membujuk mereka untuk bertahan dulu. Sebab karyawan itu menggantungkan hidup serta keluarganya dari hotel. Saya sarankan agar mereka 'dirumahkan' dulu dan tidak langsung pemutusan hubungan keja. Semoga situasi ini, bisa cepat pulih," katanya.

Bank Indonesia (BI) menyatakan kabut asap kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau berdampak negatif luar biasa terhadap perekonomian daerah, khususnya kepada tujuh sektor usaha yang terkena imbas langsung.

Tujuh sektor itu antara lain sektor transportasi, sektor jasa pengiriman, sektor perdagangan, penyedia akomodasi jasa makan dan minuman, sektor jasa pendidikan dan kesehatan, sektor perkebunan, konstruksi dan propert, dan sektor perbankan.

Usaha perhotelan mengalami penurunan occupancy rate atau tingkat hunian sebesar 20 persen untuk hotel berbintang empat dan lima, serta penurunan lebih dari 40 persen untuk hotel bintang tiga ke bawah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement