Ahad 25 Oct 2015 16:21 WIB

Bantuan Belum Sentuh Korban Asap di Tapsel

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Andi Nur Aminah
Suasana Kota Medan yang diselimuti kabut asap.
Foto: ANTARA FOTO/Septianda Perdana
Suasana Kota Medan yang diselimuti kabut asap.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan (karlahut) perlu menjadi perhatian dan konsentrasi utama pemerintah. Pasalnya, asap yang ditimbulkan karlahut tersebut telah menyebar secara merata hampir di seluruh Sumatra dan Kalimantan. Akibatnya, asap tersebut telah menjadi sumber penyakit pernafasan yang mengancam kesehatan masyarakat.

Ketua Komisi VIII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay mengatakan, saat ini ia sedang berkeliling di beberapa kabupaten/kota di wilayah Tapanuli bagian Selatan seperti Mandailing, Sidempuan, Paluta, Palas, Tapsel. Wilayah ini berjarak kurang lebih 300 kilometer dari Riau,  650 kilometer dari Jambi, dan 820 kilometer dari Sumsel. Namun, asap yang ada di Tapanuli bagian Selatan sudah hampir sama pekatnya dengan yang ada di daerah sumber karlahut tersebut.

Saleh menyayangkan belum terlihat adanya bantuan yang telah menyentuh di daerah tersebut. "Jangankan evakuasi, pembagian masker saja tidak ada," katanya saat berada di Desa Pidoli Kabupaten Mandailing Natal, Ahad (25/10).

Ia juga mengatakan, pemerintah daerah di sini pun belum kelihatan memiliki agenda khusus terkait bencana asap tersebut. Bahkan, sekolah-sekolah belum ada yang diliburkan.

Mestinya, lanjut Saleh, pemerintah pusat bisa segera berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Harus ada arahan yang jelas dari pemerintah pusat. Selain itu, persediaan tabung-tabung oksigen harus diperbanyak. Termasuk memikirkan nasib masyarakat yang harus kehilangan penghasilan akibat sakit karena asap.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement