Kamis 22 Oct 2015 19:05 WIB

Menggelorakan Pasar Film Indonesia di Rumah Sendiri

Red: M Akbar
Peresmian Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI) di Jakarta, Senin (12/10).   (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Peresmian Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI) di Jakarta, Senin (12/10). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Chand Parwez Servia

(Salah satu pendiri Asosiasi Perusahaan Film Indonesia - APFI)

Perkembangan perfilman Indonesia dalam tiga tahun terakhir menunjukkan tren yang terus menurun. Kondisi ini tentu memprihatinkan bagi perusahaan produksi film sebagai pelaku

industri perfilman di Indonesia.

Selama ini banyak pendapat yang menyalahkan ekosistem perfilman sebagai penyebab masalah ini, baik karena lemahnya apresiasi penonton, kurangnya layar bioskop atau perlunya campur tangan pemerintah dalam menetapkan tata edar film.

Kami para produser film aktif yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI) mencoba menawarkan alternatif pemecahan masalah perfilman ini dengan pendekatan yang berbeda.

Sekali lagi organisasi ini hadir dengan sebuah niat yang tulus untuk lebih menggairahkan lagi industri kreatif ini. Apapun persoalan perfilman Indonesia, inilah masalah riil yang menjadi tanggungjawab kami sebagai produser.

Oleh karena itu, APFI bertekad menjadi bagian dari penyelesaian masalah perfilman itu sendiri. APFI akan menjalin kerjasama dengan siapa pun dan organisasi manapun demi kemajuan perfilman Indonesia. Singkat kata, kami selalu berusaha membuka diri.

Potensi Pasar Film Dengan jumlah penduduk sebesar 240 juta jiwa dan pertumbuhan ekonomi yang selalu positif, APFI sangat yakin potensi pasar film nasional masih sangat besar. Pertumbuhan ekonomi yang diiringi dengan pertumbuhan pendapatan masyarakat pada akhirnya menghasilkan pertumbuhan pasar penonton film.

APFI melihat ini sebagai peluang dan sekaligus tantangan untuk melayani pertumbuhan pasar penonton melalui peningkatan kualitas dan kreativitas produksi. Agar kecintaan penonton kepada film Indonesia bisa benar-benar tumbuh secara alamiah.

Di lain pihak, besarnya pasar dalam negeri, bukan berarti kita boleh mengabaikan pasar internasional. Film sebagai karya kreatif seharusnya memiliki nilai universal yang dapat diterima semua bangsa.

Untuk itu, APFI akan memulai dan terus mengembangkan potensi pasar dunia melalui festival dan film market internasional. Rilis serentak film Indonesia di beberapa negara akan menjadi target jangka pendek APFI untuk penetrasi ke pasar global.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement