REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejarawan Agung Nugroho menilai program Nawacita Presiden RI Joko Widodo sesuai dengan tujuan kemerdekaan. Namun ia mengakui, hingga saat ini Nawacita belum dapat dilaksanakan dengan sempurna oleh Pemerintahan Jokowi-JK.
"Nawacita itu didasarkan pada teori Trisakti milik Bung Karno. Sembilan kebijakan di dalamnya sesuai dengan konteks kemerdekaan, yaitu bagaimana negara hadir di tengah-tengah rakyat," katanya, Sabtu (1/8).
Namun, lanjut Agung, sangat disayangkan Nawacita tersebut belum dapat dilaksanakan dengan baik oleh Pemerintah. Ini dapat dilihat dari beberapa hal seperti pembangunan yang belum merata dan penuntasan kasus pelanggaran HAM yang belum terselesaikan, padahal sudah tercantum dalam penjabaran Nawacita tersebut.
"Saya rasa yang perlu dipertanyakan adalah kinerja para menteri. Apakah kebijakan-kebijakan mereka sudah sesuai dengan Nawacita apa belum?," ujarnya.
Terkait dengan hal itu, Agung mengajak untuk kembali melihat seperti apa teori Trisakti Bung Karno yang dijadikan landasan penyusunan Nawacita. Trisakti Bung Karno, lanjut dia, terdiri atas tiga konsep pemikiran, yaitu berdaulat secara politik, berdikari dalam lapangan ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
"Artinya, di sini adalah Bung Karno sebagai Presiden Indonesia saat itu ingin membangun sebuah kemandirian bangsa. Tidak heran mengapa pada saat kepemimpinannya Indonesia bisa menjadi bangsa yang besar dan sangat berpengaruh di dunia, termasuk seperti saat kita beperan besar dalam pelaksanaan Konferensi Asia Afrika pertama di Bandung," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa Indonesia bisa saja menjadi negara yang demokratis dan menjunjung tinggi kebebasan serta terlibat dalam globalisasi yang seolah tanpa batas. Namun, itu semua harus diimbangi dengan perlindungan dan kehadiran negara di dalam masyarakat.
"Sebenarnya kehadiran negara itu yang paling penting. Selain juga bagaimana genarasi saat ini bisa mengisi kemerdekaan hasil perjuangan para pendahulu," ujarnya.
Memang, Agung mengakui perjalanan mengisi kemerdekaan saat ini memang tidak mudah, seperti pernah dikatakan oleh Bung Karno semasa hidupnya, yang juga dimuat dalam laman resmi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, yaitu "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi peejuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri".
"Apa yang dikatakan Bung Karno ini masih relevan hingga sekarang. Namun, meski tidak mudah, kemerdekaan itu harus tetap diisi oleh generasi muda," ujarnya lagi.