REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditetapkannya Margriet Christina Megawe menjadi tersangka pembunuhan anak angkatnya, Engeline, membuktikan ada keterlibatan orang lain dari kasus tersebut. Juru bicara Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Denpasar, Siti Sapurah meminta polisi dalami kemungkinan tersangka lain selain Margriet dan Agustinus Tai Hamdamai.

“Kalau melihat dari apa yang disimpukan dari saksi, saya merasa masih ada kemungkinan ada tersangka lain seperinya,” kata Siti kepada ROL, Selasa (30/6).

Siti menjelaskan, selain keterangan dari saksi juga masih banyak hal lain yang bisa menjadi permulaan untuk mengetahui apakah ada keterlibatan tersangka lain. Menurutnya, fakta-fakta yang didapatkan selama proses penyidikan juga perlu didalami kembali.

Selain itu, keterlibatan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asing yang terlibat saat pencarian awal Engeline juga perlu didalami kembali. “Itu ‘LSM’ gelap punya orang luar. Cuma ngak tau dia tinggal di Bali atau tidak, seolah-olah LSM pemerhati tapi dari dulu kami nggak terima,” jelas Siti.

Untuk itu ia meminta Kepolisian tetap mendalami ada atau tidak tersangka lain dalam kasus pembunuhan bocah delapan tahun tersebut. Ia berpendapat, kedua anak kandung Margriet juga bisa memiliki andil dalam kasus tersebut.

Perempuan yang kerap disapa Ipung tersebut menilai kedua anak kandungnya Margriet sempat membuat laman di media sosial untuk mencari Engeline. “Berarti kan saat itu mereka juga terkait dong mengetahui Engeline hilang padahal dibunuh. Untuk itu polisi harus mengetahui apakah kedua anak tersebut mengerti kalau ibunya  terkait dalam hilangnya Engeline,” ungkapnya.

Awalnya Engeline sempat dinyatakan hilang, pihak keluarga aktif mencari anak tersebut menggunakan media sosial. Bahkan pada 3 Juni 2015, menurut Siti keluarga Margriet sempat membuat napak tilas pencarian Engeline dengan mengundang Kapolda Bali sebagai tamu kehormatan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika