Selasa 23 Jun 2015 20:28 WIB

Susi: Puluhan Ribu WNI Diperlakukan tak Layak di Kapal Asing

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyampaikan pidato memperingati kebangkitan nasional di Gedung Kementerian Perikanan dan Perikanan Jakarta, Rabu (20/5).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyampaikan pidato memperingati kebangkitan nasional di Gedung Kementerian Perikanan dan Perikanan Jakarta, Rabu (20/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan sebanyak 210.000 Warga Negara Indonesia (WNI) saat ini bekerja di kapal asing di luar negeri dan sebagian disinyalir masih ada yang mendapat perlakuan tidak manusiawi.

"Ada 210 ribu ABK (awak buah kapal) yang bekerja di kapal-kapal ikan asing di luar negeri," kata Susi Pudjiastuti dalam acara Chief Editor Meeting di Jakarta, Selasa malam (23/6). Menurut dia, dari jumlah tersebut ada 61.000 orang yang bekerja di 1.500 kapal di kawasan sekitar samudera Pasifik yang diperlakukan tidak manusiawi.

Terkait dengan kecukupan BBM, Susi mengemukakan bahwa dalam enam bulan ini tidak terlihat adanya masyarakat yang antre untuk mendapatkan kecukupan BBM. "Berarti distribusi atau kecukupan itu sudah ada. Kami tidak melihat 'shortage' atau kekurangan," kata Menteri Kelautan dan Perikanan.

Susi juga mengemukakan betapa beruntung dirinya karena berbagai kondisi yang menguntungkan seperti naiknya nilai mata uang dolar AS. "(Naiknya dolar AS) itu merupakan 'blessed in disguise' (berkah tersembunyi) bagi para eksportir," katanya.

Dalam kesempatan lain, Menteri Kelautan dan Perikanan juga mengatakan, para nelayan di pesisir sekarang mengalami panen yang luar biasa. Pihaknya mendapatkan laporan adanya ikan tuna berukuran 100 kilogram yang ditangkap di berbagai kawasan timur RI.

"Kita harus membuka gateaway di Indonesia timur untuk membawa hasil tangkapan ikan ke luar dan menghasilkan ribuan dolar," katanya. Susi juga mengatakan, panen yang luar biasa itu merupakan kesempatan masyarakat Indonesia di berbagai daerah untuk mencicipi jenis ikan langka seperti blue atau yellow fin tuna.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement