REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengklaim Indonesia merupakan negara paling demokratis dibanding negara lainnya.
Sebab, pemerintah Indonesia mengakui dan menghormati berbagai keyakinan lainnya bahkan menjadikannya sebagai hari libur nasional.
"Kemarin hari raya agama Budha, kami menjadikannya sebagai hari libur nasional," katanya di Bandung, Rabu (3/6).
Menurutnya, meskipun jumlah penganut agama Budha lebih sedikit dibanding penganut agama lainnya, pemerintah tetap mengakuinya.
Ia pun membandingkan dengan negara Filipina yang justru baru dua tahun ini menjadikan hari raya umat Muslim sebagai hari libur nasional.
"Katakan negara mana yang lebih demokrasi seperti Indonesia?," ujarnya.
Pagi ini, Wakil Presiden Jusuf Kalla membuka acara Asian Conference of Religions for Peace (ACRP) and International Seminar di Gedung Merdeka, Bandung.
Dalam kesempatan ini, ia menekankan pentingnya memupuk rasa saling menghormati dan menghargai antar keyakinan sehingga tercipta perdamaian.
Sebab, dengan prinsip saling menghormati inilah yang mendorong Indonesia menjadi negara damai. "Kami menghormati dan bekerja sama satu sama lain. Untuk saling memahami dan menciptakan keharmonisan serta perdamaian," katanya.
Acara yang digelar selama dua hari ini (3-4/6) dihadiri oleh 250 peserta dari berbagai negara Asia Pasific. Dalam acara ini turut dihadiri Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, serta Din Syamsuddin.