Kamis 14 May 2015 15:30 WIB

Muhammadiyah Harus Berkhidmat dalam Politik Kenegaraan

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Erik Purnama Putra
Pakar politik Islam Prof Bahtiar Effendy.
Foto: Ist
Pakar politik Islam Prof Bahtiar Effendy.

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Muhammadiyah dinilai masih ambigu dalam berkhidmat dalam politik pemerinthan dan kenegaraan. Itu ditandai dengan tidak adanya sinergi organisasi dalam ‘mengendalikan’ kadernya yang berpolitik.

 

Padahal kader-kader Muhammadiyah memiliki potensi yang sangat besar untuk berkontribusi sekaligus menjadi solusi dalam mengentaskan bangsa ini dari keterpurukan dan berbagai persoalannya.

 

Hal ini terungkap dalam Seminar Pra-Muktamar Muhammadiyah ke-47, bertajuk ‘Kebijakan Publik untuk Kesejahteraan Rakyat’ yang dihelat Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah di kampus Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Kamis (14/5).

 

Pakar politik Islam Prof Bahtiar Effendy dalam paparannya mengatakan, jika Muhammadiyah ingin berkhidmat melalui negara, mau tak mau organisasi ini harus mulai bersungguh-sungguh dalam berpolitik.

 

Seperti sesungguh-sungguhnya Muhammadiyah berkiprah dalam dan berkhidmat dalam pendidikan maupun kesehatan. Menurut dia, hal itu bukan lantas menganjurkan Muhammadiyah untuk mendirikan partai politik (parpol).

 

Namun sekedar mengajak semua kader Muhammadiyah untuk mempertimbangkan, apakah mungkin Muhammadiyah memperlakukan politik sebagaimana pendidikan dan kesehatan untuk dijadikan amal usaha.

 

“Mengapa Muhammadiyah mau merambah wilayah baru untuk dijadikan amal usahanya, tetapi masih mengambil jarak yang tak masuk akal dalam hal politik,” kata Bahtiar.

 

Peraih gelar Doktor Ilmu Politik dari Ohio State University tersebut mengatakan, secara individual, kader- kader Muhammadiyah banyak yang terlibat dalam pemerintahan. Mestinya dalam berkhidmat melaksanakan amanah rakyat banyak dipengaruhi ruh Muhammadiyah.

 

Namun, karena keterlibatan ini hanya individual dan tak ada kaitan langsung dengan orgaanisasinya, menjadi sulit dalam menilai kontribusi Muhammadiyah dalam politik kenegaraan ini.

Sementara itu, selain Prof bahtiar Effendy dan Djoko Setyo hartono, ikut menjadi narasumber dalam seminar ini adalah Rektor UMM, Prof Muhadjir Effendy, dan Wakil Ketua PW Muhammadiyah Jawa Tengah Rosihan SH MAg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement