REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) kembali memberdayakan fasilitator program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) pedesaan.
Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno menjelaskan, seiring dengan berakhirnya masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), kegiatan PNPM yang telah berlangsung hampir delapan tahun, juga dihentikan.
"Namun program serupa tetap diselenggarakan Presiden Joko Widodo melalui kucuran dana desa dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Untuk itu pendamping PNPM yang sudah berpengalaman kita berdayakan kembali," kata dia, di Padang, Sumbar, Rabu (25/3).
Maka, lanjut dia, fasilitator PNPM yang sempat menganggur selama tiga bulan pada 2015, akan mulai bekerja di pada April, seiring turunnya kucuran dana desa. Dikatakannya, di Sumbar, tercatat 880 Nagari akan menerima dana desa dengan jumlah Rp 300 – 500 juta.
Besaran jumlah yang akan diterima setiap nagari, bergantung pada luas wilayah, jumlah penduduk, dan kondisi pembangunan di nagari tersebut.
"Bulan April dana desa yang bersumber dari APBN Perubahan 2015 akan turun. Untuk itu, fasilitator PNPM perdesaan akan kita jadikan pendamping dana desa," tutur Irwan.
Menurut Irwan, fasilitator PNPM terlebih dahulu dapat menginventarisir aset yang telah terealisasi, apakah yang berbentuk infrastruktur atau kegiatan simpan pinjam. Kemudian, ujarnya, pendamping akan mengarah pada penggunaan dana desa untuk kegiatan lanjutan.
Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Sumatera Barat, Syafrizal mengakui, selama ini program PNPM Pedesaan yang telah berlangsung di Sumatera Barat, mampu menurunkan angka kemiskinan.
"Sejak 2007, dengan total anggaran Rp 1,8 triliun dapat mensejahterakan masyarakat melalui pembangunan infrastruktur dan mendorong kegiatan perekonomian," jelasnya.
Maka, tambahnya, kurang lebih 500 fasilitator PNPM Perdesaan dari 12 kabupaten di Sumatera Barat sudah sepantasnya diberdayakan kembali. Salah satunya, untuk menyerap aspirasi dari masyarakat dan diwujudkan dalam kegiatan yang nyata.