Ahad 22 Mar 2015 21:40 WIB

Mantan Pimpinan BIN: Jika ISIS Dibiarkan, tak Ada Lagi Toleransi

Rep: c82/ Red: Bilal Ramadhan
As'ad Said Ali
Foto: NU
As'ad Said Ali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) As’ad Said Ali mengatakan, pemerintah harus segera menuntaskan isu bercokolnya paham Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). As'ad mengatakan, jika dibiarkan berlalu lalang di Indonesia, maka ISIS akan mengganggu stabilitas negara.

"Tidak akan ada toleransi kalau ISIS dibiarkan bebas. Misalnya demikian, kalau gereja dibakar lalu masjid diledakkan. Ini akan saling tuding menuding," kata As'ad dalam salah satu diskusi di Cikini, Jakarta Pusat, Ahad (22/3).

Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu mengatakan, sama seperti Al Qaeda, kelompok radikal ISIS lahir di dunia ketiga. Dalam menyebarkan paham, lanjutnya, kelompok tersebut, menggunakan cara-cara teror.

"Lalu orang diluar mereka dianggap kafir. Jangankan nasrani, kita (umat islam) juga dianggap kafir," ujarnya.

Oleh karena itu, As'ad mengatakan, negara harus segera mengambil tindakan yang cepat dan tegas agar ISIS tidak berkembang luas di Indonesia. Masyarakat sipil pun, lanjutnya, juga harus membentengi diri dari paham-paham radikalisme.

"NKRI adalah harga mati tapi mereka mau buat khilafah islamiyah. Kopassus belum tentu bisa hadapi mereka sendirian. Yang dihadapi pasukan yang siap meledak, bunuh diri," kata As'ad.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement