Rabu 28 Jan 2015 20:12 WIB

Effendi Simbolon: Jokowi Kelola Negara Mirip LSM Layak Dikritik

Rep: Agus Raharjo/ Red: Erik Purnama Putra
Politikus PDIP Effendi Simbolon.
Foto: Republika/Wihdan
Politikus PDIP Effendi Simbolon.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kritik keras yang dilontarkan PDIP terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang tidak biasa terjadi mengingat PDIP merupakan partai pengusung. Namun, menurut Ketua DPP PDIP, Effendi Simbolon, kritik kerasnya pada mantan gubernur DKI Jakarta ini merupakan upaya untuk mengamankan Jokowi.

"Kritik itu jadi peringatan pada Jokowi agar tidak ada celah bagi siapapun yang akan mengkritisinya," kata dia di kompleks Parlemen, Rabu (28/1).

Menurut dia, komentar yang dilontarkannya merupakan pertolongan dari seorang teman. PDIP sendiri, kata dia masih solid dan tidak ada perpecahan terkait komentar-komentarnya. Bahkan, Effendi justru mengaku bingung jika ditegur atas komentar yang dikatakannya pada Jokowi.

Menurutnya, wajar jika PDIP mengkritik Jokowi, dibanding pihak yang diam tapi justru bergerak mengganggunya. Terlebih, menurut Effendi, Jokowi adalah orang baru dalam pergaulan nasional.

Mantan calon gubernur Sumatra Utara itu menambahkan, satu kelemahan Jokowi sebagai Presiden adalah soal rujukannya dengan aturan. Padahal, dalam membuat kebijakan harus memiliki rujukan aturan yang baik. Hal itulah yang saat ini belum dimiliki Jokowi.

Selain itu, Jokowi masih kurang memanfaatkan sistem tatanegara dengan baik. Selama ini, Jokowi banyak mengandalkan penyelesaian persoalan melalui blusukannya. "Tidak akan mungkin selesai masalah kalau lewat blusukan terus, Indonesia ini luas, harus by system penyelenggara negara," imbuh Effendi.

Effendi menambahkan, gaya kepemimpinan Jokowi memang bagus, namun jangan sampai merusak sistem yang sudah baku. Sebab, justru pola penyelenggaraan negara yang mirip dengan pengelolaan lembaga swadaya masyarakat (LSM) inilah yang membuat Jokowi sendiri tidak percaya diri

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement