Ahad 18 Jan 2015 11:12 WIB

Hujan Berpotensi Turun di Lokasi Badan Pesawat Air Asia

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Erik Purnama Putra
Penemuan CVR dibeberkan KNKT di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Selasa (13/1).
Foto: Republika/Wihdan
Penemuan CVR dibeberkan KNKT di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Selasa (13/1).

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKALAN BUN -- Kondisi cuaca, gelombang laut, dan arus laut masih cukup menyulitkan tim SAR gabungan dalam upaya mengangkat dan mengevakuasi badan pesawat QZ 8501. Hampir sama dengan kondisi pada hari ke-21 proses pencarian pesawat Air Asia, pada hari ke-22, Ahad (18/1), gelombang laut di lokasi temuan badan pesawat masih mencapai dua hingga 3,5 meter.

Selain itu, hujan lebat juga masih berpotensi bakal turun di sekitar lokasi pencarian, terutama titik lokasi ditemukannya badan pesawat. Berdasarkan pantauan radar Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pangkalan Bun, ada awan hujan yang terkonsentrasi di sekitar wilayah Selat Karimata.

Potensi hujan pun masih cukup tinggi di sekitar lokasi badan pesawat dan wilayah-wilayah di sekitarnya. ''Untuk itu tim di lapangan agar waspada terhadap keadaan ini,  termasuk adanya awan Cumulonimbus yang mengakibatkan peningkatan kecepatan angin dan kenaikan tinggi gelombang,'' kata Kepala Stasiun BMKG, Lukman Soleh, di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Ahad (18/1).

Sementara untuk kondisi di laut, Lukman menjelaskan, ketinggian gelombang maksimal air laut mencapai dua hingga 3,5 meter. Sedangkan kondisi arus laut permukaan terpantau 25-70 cm per detik dari arah barat. Sedangkan, kecepatan angin berkisar 15-20 knot.

''Melihat kondisi laut ini dan ditambah dgn potensi hujan yang cukup tinggi, kami himbau kepada tim evakuasi agar selalu waspada dan tetap berhati hati agar tak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,'' lanjut Lukman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement