Ahad 04 Jan 2015 01:41 WIB

Ampyang Maulid, Cara Warga Kudus Meneladani Rasulullah

Kirab Ampyang Maulid
Foto: antara
Kirab Ampyang Maulid

REPUBLIKA.CO.ID,KUDUS--Warga Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memiliki tradisi menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan menggelar tradisi Ampyang Maulid.

Tradisinya dengan menyajikan makanan yang dihiasi dengan ampyang atau nasi dan krupuk yang diarak keliling Desa Loram Kulon, Kecamatan Jati, Kudus, sebelum menuju ke Masjid Wali At Taqwa di desa setempat.

Sebelum tradisi tersebut dimulai, ratusan warga terlihat memadati jalan di sepanjang rute kirab untuk menyaksikan rombongan kirab yang diikuti berbagai institusi, lembaga pendidikan, mushala, organisasi masyarakat dan kelompok usaha.

Masing-masing peserta, menampilkan sejumlah kesenian, seperti visualisasi tokoh-tokoh yang berjasa pada saat berdirinya Desa Loram Kulon serta visualisasi sejarah pendirian Masjid Wali At Taqwa.

Setelah sampai di Masjid Wali, tandu yang berisi nasi bungkus serta hasil bumi yang sebelumnya diarak keliling desa didoakan oleh ulama setempat, kemudian dibagikan kepada warga setempat untuk mendapatkan berkah.

“Tradisi ini diperkenalkan oleh Sultan Hadlirin atau Raden Toyib yang menyebarkan agama Islam di Kudus,” terang tokoh masyarakat Desa Loram Kulon Afrof Amaludin, Sabtu (3/1).

Ketua panitia Ampyang Maulid M. Taslim mengatakan, jumlah peserta kirab mencapai 36 rombongan.

Selain kirab keliling,  ada pula Loram Expo yang menampilkan produk-produk unggulan dari Desa Loram Kulon. Seperti hasil konveksi, kerajinan tangan, suku cadang motor antik serta mesin diesel.

“Dengan adanya tradisi seperti ini, masyarakat dapat mengingat dan instropeksi diri serta berperilaku yang mencerminkan sifat-sifat yang dimiliki Nabi Muhammad SAW dan para pemuda juga ikut melestarikan budaya turun menurun tersebut,” ujar  Bupati Kudus Musthofa.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement