REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - Sampai Ahad (28/12) malam rumah kediaman keluarga pramugari Air Asia QZ 8501, Khairunisa Haidar Fauzi, yang berada di jalan Pipa, Kelurahan Pipareja, Palembang, ramai didatangi para keluarga dan kerabatnya. Malam itu mereka datang dan berdoa bersama dengan membaca surat Yasin.
Sementara orang tua Khairunisa, Haidar Fauzi dan Rohana, sejak Ahad sore sudah terbang ke Surabaya memenuhi permintaan manajemen Air Asia agar keluarga awak pesawat yang hilang kontak di atas perairan laut pulau Belitung tersebut berkumpul di bandara Juanda.
“Kedua orang tua Khairunisa sekarang sudah berada di Surabaya,” kata salah seorang kerabatnya, Senin (29/12).
Khairunisa Haidar Fauzi yang bergabung menjadi pramugari Air Asia sejak 2013, lahir di Palembang 11 Mei 1992. Khairunisa adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Ia menjalani pendidikan di SMP Negeri 9 dan SMAN 6 Palembang, kemudian diterima di Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya (Unsri).
Selain kuliah di Fakultas Hukum, Khairunisa yang kerap dipanggil Nisa berkeinginan menjadi pramugari. Lalu ia ikut tes sekolah pramugari dan lulus di Surabaya. Namun karena jauh dari Palembang, Nisa memilih mengikuti sekolah pramugari di Yogyakarta.
Menurut beberapa kerabat dan tetangganya, Khairunisa dikenal sebagai anak yang baik dan ramah. Menurut Roni Somad salah seorang pamannya, setiap kembali ke Palembang setelah bertugas, kerap memberi souvenir kepada kerabatnya. “Dia juga selalu berbagi cerita dan pengalamannya yang ditemui saat bertugas sebagai pramugari,” ujarnya.
Para keluarga dan kerabat yang berkumpul di rumah pasangan Haidar Fauzi dan Rohana terus memanjatkan doa dan berharap nasib pesawat Air Asia QZ 8501 segera diketahui dan seluruh awak serta penumpang pesawat dalam keadaan selamat.