REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 232 pedagang di Pasar Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, tidak dapat beraktivitas selama sepuluh hari terakhir akibat banjir. Banjir menyebabkan 95 persen aktivitas perekonomian di pasar tersebut lumpuh.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bandung Popy Hopipah mengatakan, meskipun banjir merendam Pasar Dayeuhkolot, pasokan tidak terganggu. Namun, distribusi bahan pokok cukup terhambat akibat banjir. ‘’Namun, distribusi masih bisa dilakukan melalui Jalan Majalaya dan Kamasan, Banjaran. Kendala distribusi tidak terlalu signifikan,’’ katanya.
Popy mengungkapkan, aktivitas di Pasar Dayeuhkolot terganggu sejak banjir menerjang wilayah tersebut. Dalam kondisi normal, kata dia, rata-rata penghasilan pedagang sebesar Rp 750.000 per hari. Sehingga, saat ini banyak pedagang yang kehilangan penghasilannya. Menurut Popy juga, banjir kali ini tidak berdampak pada stabilisasi harga bahan pokok. Saat ini, harga sejumlah komoditas masih normal. ‘’Hanya harga cengek (cabe rawit) yang mengalami kenaikan. Yang lainnya masih terkendali,’’ paparnya.
Sebelumnya, Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kabupaten Bandung, Fery Sandiana, meminta keseriusan pemerintah dalam penanganan Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya. Pasalnya, banjir yang terus berulang setiap tahun ini sangat merugikan dunia usaha. ‘’Dengan tidak beroperasinya pabrik dan usaha lainnya, tentu sangat merugikan. Apalagi kalau perusahaan yang berorientasi ekspor kan harus tepat waktu. Kalau tidak produksi atau akses pengiriman terganggu banjir menyebabkan kerugian besar,’’ kata Fery.
Fery memperkirakan, selama sepekan terakhir, kerugian industri dari berbagai jenis yang terkena dampak banjir, Telah mengalami kerugian miliaran rupiah. Sementara, jika banjir tidak kunjung surut, kerugian pengusaha bisa lebih besar lagi. Bukan hanya itu, kerugian juga tentunya tidak hanya dialami pengusaha, melainkan berimbas juga kepada ribuan pekerja.
Selain industri, lanjut Fery, dampak banjir ini juga dirasakan para pebisnis properti di kawasan Buah batu, Bojongsoang dan sekitarnya. Meski dipemukiman yang mereka tinggali aman dari banjir, namun tetap akses jalan nya terkena dampak.