Sabtu 27 Dec 2014 17:14 WIB

Bidik 20 Juta Wisman, Ini Strategi Menpar di 2015

Menteri Pariwisata Arief Yahya saat jumpa pers akhir tahun 2014 Kementerian Pariwisata
Foto: ist
Menteri Pariwisata Arief Yahya saat jumpa pers akhir tahun 2014 Kementerian Pariwisata

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menargetkan 20 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 2019. Untuk mencapai angka tersebut, Menteri Pariwisata Arief Yahya memaparkan sejumlah upaya yang harus dilakukan. 

Pertama adalah perbaikan infrastruktur. Hal ini penting karena tanpa didukung infrastruktur yang baik, maka tempat wisata tidak akan menjadi destinasi wisata. 

Selanjutnya adalah perbaikan infrastruktur di sisi Information and Communication Technology) juga health and hygiene. 

"Serta tidak ketinggalan adalah aksesibilitas yakni conectivity, seat capacity dan direct flight. Yang terakhir adalah regulasi," ujar Arief Yahya dalam jumpa pers akhir tahun Kementerian Pariwisata 2014, beberapa waktu lalu. 

Untuk regulasi, Menpar menjelaskan, pemerintah melakukan terobosan diantaranya dengan memberikan bebas visa kunjungan singkat (BVKS) bagi lima negara. Yaitu Australia, Jepang, Korea, Cina dan Rusia yang akan mulai diterapkan pada tahun 2015. 

"Selain itu memberikan kemudahan perizinan masuknya kapal layat (yacht) ke perairan Indonesia dalam upaya mendorong masuknya para yachter internasional yang menjadi bagian penting dari pengembangan wisata bahari di tanah air," jelasnya. 

Promosi juga memiliki peranan penting dalam memperkenalkan Indonesia sebagai destinasi wisata dunia sekaligus menarik minat wisatawan. Dan promosi yang efektif adalah dengan menggunakan jalur digital atau online. Antara lain melalui mobile apps, digital campaign, viral marketing (facebook, twitter, youtube, blog). 

Tidak hanya melalui jalur digital, jalur konvensional atau offline juga terus dilakukan. Antara lain dengan memasang advertisement di majalah tematik dan lifestyle dan media placement di sejumlah titik strategis. 

"Serta juga mengikuti consumer shows (B2C), consumer promotions, maupun melakukan sales missions, road show dan famtrips dengan mengundang para tour operator dan penulis pariwisata dari negara-negara yang menjadi sumber wisman," jelas Arief. 

Selain itu untuk mempresentasikan daya tarik keindahan alam (nature), keanekaragaman budaya dan keramahtamahan masyarakat Indonesia (culture), maupun fasilitas pariwisata menarik lainnya yang dikembangkan oleh orang kreatif Indonesia (manmade) perlu diperkuat melalui branding pariwisata Indonesia. 

Untuk itu dilakukan re-launching branding "Wonderful Indonesia" dan "Pesona Indonesia" yang nantinya akan digunakan untuk kegiatan pemasaran dan promosi pariwisata di luar maupun dalam negeri. 

"Branding 'Wonderful Indonesia' dan 'Pesona Indonesia' sebagai country branding wajib digunakan, sedangkan destination branding di masing-masing destinasi bersama-sama menggunakan branding 'Wonderful Indonesia' atau 'Pesona Indonesia'," ujarnya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement