Selasa 18 Nov 2014 09:29 WIB
Kenaikan BBM

BBM Naik, Harga Kebutuhan Pokok dan Gas di Banyumas Langsung Naik

Rep: Eko Widiyanto/ Red: Bayu Hermawan
Petugas membantu warga mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU.
Foto: Republika/Prayogi/ca
Petugas membantu warga mengisi bahan bakar minyak (BBM) di SPBU.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM mulai Selasa (18/11) dini hari, langsung menimbulkan efek domino.

Pedagang di berbagai pasar tradisional di wilayah Kabupaten Banyumas, juga langsung menaikkan berbagai harga kebutuhan pokok. Selain itu, harga gas di tingkat agen berbagai ukuran tabung juga mengalami kenaikan.

Di Pasar Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas, kenaikan harga cukup tingi terutama terjadi untuk beras berbagai jenis sayuran. Harga beras jenis medium IR 64, melonjak dari Rp 8.500 per kg menjadi Rp 9.000 per kg.

Demikian juga dengan sayuran seperti kangkung, yang semula dihargai Rp 1.500 per ikat berisi 20 batang kangkung, naik menjadi Rp 2.000 per ikat. Kenaikan harga paling tinggi, terjadi pada komoditas cabai.

Meski sebelumnya harga cabai sudah mengalami kenaikan, namun kenaikan harga BBM memicu kenaikan lebih tinggi lagi. Di pasar tersebut, harga cabai merah besar dan cabai rawit melonjak mencapai Rp 82.000 per kg. Sedangkan harga cabai hijau dihargai Rp 40.000 per kg.

Sementara untuk harga gas, di tingkat agen juga langsung mengalami lonjakan. Sarkim (52), pemilik pangkalan gas 3 kg di Desa Notog Kecamatan Patikraja, langsung menjual gas kemasan tabung 3 kg dengan harga Rp 17.500 per tabung. Padahal sebelum kenaikan, harga di tingkat pangkalan  masih Rp 16.000 per tabung.

''Kenaikan harga ini karena ongkos transportasi dan bongkar muatnya mengalami kenaikan. Karena itu, kita akhirnya juga menaikkan harga gas 3 kg,'' jelas Sarkim. Dia sendiri menyebutkan, harga beli di tingkat agen juga sudah mengalami kenaikan menjadi Rp 16 ribu dari Rp 15.500 per tabung.

Dengan adanya kenaikan tersebut, maka harga gas 3 kg di tingkat pengecer saat ini melonjak mencapai Rp 19 ribu per kg. ''Karena di pangkalan naik, di pengecer juga naik,'' jelas Trisno, pengecer gas di desa yang sama.

Sigit (49), pengecer gas 3 kg di Perumahan Satria Kelurahan Rejasari Kecamatan Purwokerto Barat, juga mengaku terpaksa menaikkan harga gas yang dijualnya karena kenaikan biaya transportasi.

''Sebenarnya belum ada pengumuman dari Hiswana Migas soal kenaikan harga gas 3 kg. Tapi kita terpaksa menaikkan harga jual, karena ongkos angkutnya juga naik,'' katanya.

Sementara untuk tabung gas 12 kg, juga mengalami kenaikan cukup tinggi. Jika di tingkat pengecer semula dijual Rp 135 ribu per tabung, kini melonjak menjadi Rp 150.000 per kg.

''Karena ongkos transportasi naik, otomatis semua naik,'' jelas Wardoyo, pengecer gas 12 kg sekaligus pemilik warung kelontong di Desa Patikraja Kecamatan Patikraja.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement