Senin 17 Nov 2014 19:01 WIB

Indonesia Gabung Bank Infrastruktur Asia

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Joko Widodo (kanan) dan Jusuf Kalla.
Foto: Antara
Joko Widodo (kanan) dan Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia kini akan bergabung dengan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB). Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, dengan bergabung bersama Bank Infrastruktur Asia, Indonesia dapat melancarkan pembangunan proyek infrastruktur dalam negeri.

"Kita sebagai anggota, kita sebagai pemegang saham, dan kita tentu mendapat fasilitas," kata JK di Kantor Wakil Presiden usai menghadiri rapat kabinet bersama presiden dan para menteri, Senin (17/11).

Bank Infrastruktur Asia ini merupakan lembaga keuangan yang dimotori oleh Cina dan dikhususkan untuk negara-negara Asia. Namun, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang belum bergabung dengan AIIB. Bank ini telah diluncurkan pada Oktober 2014 dengan modal awal sebesar 50 triliun dolar AS.

JK mengatakan berbagai proyek infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan pelabuhan nantinya akan dijalankan bersama dengan bank ini. Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri juga memberikan dukungannya kepada pemerintah agar bergabung dengan AIIB.

Dengan begitu, Indonesia akan mendapatkan suntikan dana untuk pembangunan infrastruktur. Ketua Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulistyo mengatakan anggaran negara untuk infrastruktur masih sangat kecil.

Dalam APBN perubahan, tercatat alokasi belanja infrastruktur hanya sebesar Rp 206 triliun atau hanya sekitar 20 persen dari total anggaran belanja pemerintah. Bahkan, di APBN 2015, anggaran infrastruktur turun menjadi Rp 196 triliun.

Pemerintah pun saat ini tengah mewacanakan penghematan subsidi BBM yang diklaim dapat dialihkan ke sektor yang lebih produktif seperti infrastruktur. Dampaknya, pemerintah berencana akan menaikkan harga BBM subsidi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement