Kamis 06 Nov 2014 19:06 WIB

Indonesia Urutan Pertama Peningkatan Kecelakaan Lalu Lintas

Rep: Gita Amanda/ Red: Julkifli Marbun
Garis Polisi. Ilustrasi
Foto: Antara
Garis Polisi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kecelakaan lalu lintas merupakan momok mengerikan yang terjadi di banyak negara. Terlebih untuk negara-negara berkembang, di mana urusan transportasi seperti benang kusut.

Data terbaru yang dikeluarkan, World Health Organization (WHO) menunjukkan India menempati urutan pertama negara dengan jumlah kematian terbanyak akibat kecelakaan lalu lintas. Sementara Indonesia menempati urutan kelima.

Namun yang mencengangkan, Indonesia justru menempati urutan pertama peningkatan kecelakaan menurut data Global Status Report on Road Safety yang dikeluarkan WHO. Indonesia dilaporkan mengalami kenaikan jumlah kecelakaan lalu lintas hingga lebih dari 80 persen.

Angka kematian global saat ini tercatat mencapai angka 1,24 juta per tahun. Diperkirakan, angka tersebut akan meningkat hingga tiga kali lipat menjadi 3,6 juta per tahun pada 2030.

Dilansir dari The Washington Post, menurut data terbaru Global Burden, di negara berkembang kecelakaan lalu lintas termasuk lima besar penyebab utama kematian di dunia. Melampaui HIV/AIDS, malaria, TBC dan penyakit pembunuh lainnya. Para korban cenderung merupakan warga miskin, muda dan kebanyakan laki-laki.

Di Indonesia, jumlah korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas mencapai 120 jiwa per harinya. Tak berbeda jauh dengan di Nigeria, yang mengklaim 140 jiwa warganya tewas akibat kecelakaan setiap harinya.

Pembunuh global yang paling mengancam dalam berlalu lintas adalah kendaraan bermotor.

Menurut Spesialis Keselamatan Lalu Lintas di Bank Dunia Jose Luis Irigoyen, negara-negara miskin menyumbang 50 persen dari kemacetan lalu lintas di dunia. Mereka juga menyumbang 90 persen jumlah kematian akibat kecelakaan lalu lintas.

Pada tahun 2010 Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang menyerukan "Dekade Aksi Keselamatan Jalan". Tujuannya untuk menstabilkan dan akhirnya membalikkan tren peningkatan kematian di jalan, serta menyelamatkan sekitar lima juta jiwa selama periode tersebut.

Bank Dunia dan bank pembangunan regional lainnya telah menjadikan masalah keselamatan jalan menjadi prioritas. Tapi menurut Irigoyen, donor pendanaan untuk masalah ini masih jauh tertinggal dari janji Dana Global untuk memerangi AIDS, tuberkolosis dan malaria sebesar 24 miliar.

Spesialis Transportasi Bank Dunia Mustapha Benmaamar mengisahkan, di Jakarta kecelakaan lalu lintas setara dengan kecelakaan pesawat setiap pekannya. Namun ironisnya, kecelakaan lalu lintas di Jakarta nampaknya tak menjadi masalah besar.

"Ketika sebuah kecelakaan pesawat terjadi, itu menjadi berita besar. Tapi di sini, orang-orang ini mati dalam diam," ungkapnya.

Setiap hari menurutnya rata-rata 120 orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di Indonesia.

"Anda mencapai titik kritis di mana kematian dianggap bukan sebagai sesuatu yang tidak disengaja, tetapi sesuatu yang harus ditangani. Jika sampai ke sana kematian akan menurun," katanya." Indonesia belum sampai ke titik itu."

Saat ini menurutnya, ada lebih dari 60 juta sepeda motor di jalan-jalan di Indonesia dibandingkan dengan delapan juta mobil. Jumlah tersebut terbilang spektakuler. Ini dimulai sejak dekade lalu, saat kredit kendaraan tersedia dengan mudah untuk umum. Sepeda motor dengan harga sekitar 10 juta atau lebih, bisa dibayar dengan uang muka rendah dan cicilan bulanan yang ringan.

Di Jakarta, kawanan pemotor berdengung keluar masuk bagai busur panah membelah kemacetan diantara mobil, bus dan truk. Mereka bahkan berjalan di trotoar dan ugal-ugalan berjalan melawan arus.

Benmaamar menambahkan di saat hujan tiba, mereka semakin menampakkan 'kegilaan' dengan berhenti di bawah jalan layang hingga memblokir lalu lintas. Tanda berhenti dan lampu merah mereka abaikan. Pejalan kaki tak mereka hormati.

Perilaku ini membuat lonjakan spektakuler dalam peningkatan jumlah kecelakaan lalu lintas di jalan, yang menyebabkan kematian. Dari angka 8.000 jiwa korban tewas pada 2002, angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas meningkat jadi lebih dari 16.500 pada tahun 2007 dan dua kali lipat lagi pada 2010. Enam puluh persen kematian berasal dari pengendara roda dua atau tiga.

Lain di Indonesia lain pula di India. Negara Bollywood tersebut memiliki jalanan paling mematikan di seluruh dunia. Kecelakaan lalu lintas di India umumnya akibat dari pengemudi yang tak terlatih, penegakan hukum yang tak memadai, jalan raya tak terpelihara dan mobil yang gagal menjalani tes kecelakaan.

"Di India, aturan utama bagi sebagian besar pengemudi adalah Anda tak berhenti untuk siapa pun. Mobil tak berhenti untuk pejalan kaki dan pejalan kaki tak berhenti untuk mobil," kata Rakesh Pillai salah seorang warga India seperti dikutip Reuters.

Sekitar 1,2 juta orang India tewas akibat kecelakaan mobil dalam beberapa dekade terakhir. Rata-rata satu orang tewas setiap empat menit, sementara 5,5 juta lainnya mengalami luka serius. Pemerintah India sampai harus mengeluarkan undang-undang baru untuk menekan jumlah kematian akibat kecelakaan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement