REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Orang utan yang menghuni areal Taman Margasatwa Ragunan (TMR) di Jakarta Selatan kelebihan populasi, dan saat ini menghuni di tujuh kandang dengan jumlah 55 ekor.

"Pada tahun 2009, total orang utan yang berada di areal TMR sebanyak 52 ekor atau ada penambahan tiga ekor selama dua tahun berjalan," kata Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) TMR, Enny Pudjiwati kepada wartawan, di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, penambahan satwa orang utan seharusnya diikuti dengan pengembangan areal kandang.

"Orang utan tidak bisa dicampur seperti hewan lainnya, harus tinggal bersama pasangan dan anak atau pasangannya saja. Tidak bisa dicampur jantan dengan jantan atau betina dengan betina dan tidurnya pun harus sendiri," katanya.

Pembangunan fisik kandang, kata dia, dianggarkan sekitar Rp 6 miliar hingga Rp 8 miliar melalui APBD 2011.

"Sedangkan dana kesehatan seluruh satwa termasuk orang utan, TMR menganggarkan Rp500 juta pertahunnya. Setiap satwa harus melakukan 'general check up' termasuk orang utan," katanya.

Terkait foto yang muncul di salah satu media cetak, Enny mengungkapkan, gambar tersebut diambil dengan jarak sangat dekat, sehingga kandang terlihat kecil. "Padahal, ukuran kandang orang utan itu sangat luas dan harus memakai besi besar. Tenaga kuat orang utan terletak di tangan, sehingga diupayakan tangan tidak boleh keluar karena dapat membahayakan para pengunjung," katanya.

Sebelumnya, Jakarta Animal Aid Network dan Centre of Orang utan Protection (COP) melakukan aksi unjuk rasa di depan Balai Kota, Jakarta, Kamis (4/8).

Beberapa perwakilan COP datang menagih janji Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo untuk memberikan pemeliharaan yang lebih baik bagi orang utan.

Ikuti Whatsapp Channel Republika