Jumat 27 Sep 2019 00:16 WIB

Meninggal di Wamena, IDI: Soeko Dokter yang Langka

Meninggalnya dokter Soeko mempengarui pelayanan kesehatan di daerah pedalaman.

Suasana Kantor Bupati Jayawijaya yang dibakar massa di Wamena, Jayawijaya, Papua, Rabu (25/9/2019).
Foto: Antara/Iwan Adisaputra
Suasana Kantor Bupati Jayawijaya yang dibakar massa di Wamena, Jayawijaya, Papua, Rabu (25/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Papua Donald Aronggear mengatakan, meninggalnya Dokter Soeko Marsetiyo bisa mempengaruhi pelayanan kesehatan di daerah pedalaman. Dokter Soeko meninggal dunia setelah ditemukan dalam keadaan terluka saat demonstrasi anarkis di Wamena. 

"Kita saat ini kekurangan tenaga dokter, dan dengan adanya Beliau tidak ada begini, maka kita tidak tahu berapa orang yang harus dilayanitetapi tidak dilayani karena Beliau tidak ada," kata Donald di Jayapura, Kamis malam.

Baca Juga

Ia mengatakan, kepergian dokter dari daerah pedalaman akan sangat merugikan masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan di tengah sarana dan prasarana yang terbatas. "Kalau seperti ini siapa yang nantinya datangkan dokter, tolong dihindari hal seperti begini, karena semua dokter akan takut bertugas di pedalaman Papua," katanya.

Ia mengatakan IDI Papua akan berupaya melindungi para dokter yang bertugas di wilayah kerjanya dan meminta Dinas Kesehatan melindungi dokter-dokter yang bertugas di pedalaman. Kberadaan mereka tidak bisa dinilai dengan uang.

Donald menegaskan bahwa semestinya petugasPalang Merah Indonesia (PMI), dokter, dan tenaga kesehatan tidak boleh disakiti. Ia berharap kejadian sebagaimana yang menimpa Dokter Soekotak terjadi lagi. "Sebenarnya Dokter Soeko Marsetiyo dokter langka, Beliau itu senior tetapi masih ada di daerah," katanya.

Ia menuturkan, Dokter Soeko(53) sudah lama bertugas di Karubaga, Tolikara. Pada Senin (23/9), Dokter Soeko hendak pulang dari Wamenake Tolikara. Namun di tengah jalan dicegat oleh massa demonstran lalu dianiaya.Dokter Soekosempat dibawa ke RSUD Wamenanamun nyawanya tidak tertolong.

Demonstrasi yang berujung kerusuhan di Wamena pada Senin (23/9) mengakibatkan setidaknya 30 orang meninggal dunia dan ratusan bangunan milik pemerintah maupun swasta rusak atau dibakar oleh demonstran.

Di antara korban yang meninggal dunia, ada warga yang tidak sempat menyelamatkan diri saat rumah atau rumah toko mereka dibakar demonstran. Kerusuhan yang terjadi di Wamena juga menyebabkan puluhan warga terluka.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement