REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Program unggulan bernama Si Perut Lapar (Sistem Informasi Peta Peruntukan Lahan Perkebunan), dinilai sebagai terobosan baru di dunia pertanian. Menurut Pakar Ekonomi Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan (Unpas) Acuviarta Kartabi, ia melihat Si Perut Lapar ini program yang sangat bagus karena petani maupun investor yang akan masuk ke perkebunan dan pertanian akan dimudahkan.
"Ini sangat bagus karena kan selama ini harga perkebunan sering tak stabli, luas lahan pasti berapa yang produksi juga selama ini tak jelas," ujar Acuviarta kepada Republika.co.id, Ahad (7/7).
Menurut Acuviarta, ketidakjelasan informasi dalam pertanian dan perkebunan tersebut kerap membuat harga komoditas tak stabil. Dengan adanya program Si Perut Lapar, maka akan jelas berapa luas lahan yang sudah dimanfaatkan dan belum.
"Nah luas lahan yang sudah berlih fungsi juga nanti akan ketahuan kan. Jangan-jangan memang lahan pertanian sudah banyak berkurang. Program ini bagus sekali," katanya.
Bahkan, kata dia, sebaiknya tak hanya berhenti soal informasi lahan saja. Namun, harus dikembangkan juga informasi tentang jenis tanaman apa yang bisa tanam dan produksinya kapan.
"Kalau ini berhasil diterapkan, saya yakin akan menggenjot produksi pertanian di Jabar. Karena memang potensinya masih sangat besar," katanya.
Acuviarta pun optimistis, sekotor pertanian dan perkebunan akan mulai dilirik oleh milenial. Karena, dengan sistem yang canggih sektor pertanian akan semakin menjanjikan dan memudahkan mereka.
"Ini bisa mendorong generasi milenial. Karena mereka tahu nanti misalnya ada lahan di Ciamis yang masih kosong mereka kan bisa masuk," kata Acuviarta seraya mengatakan, sektor pertanian dan perkebunan di Jabar masih sangat menjanjikan karena masih banyak komiditas yang di impor.
Sebelumnya, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat sedang menggodog sistem informasi yang akurat terkait lahan garapan. Inovasi ini bertujuan untuk memudahkan petani dan pengusaha dalam menentukan lahan paling berpotensi untuk ditanami sejumlah komoditas.
Menurut Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Dody Firman Nugraha mengatakan, program unggulan tersebut bernama Si Perut Lapar (Sistem Informasi Peta Peruntukan Lahan Perkebunan).
"Si Perut Lapar ini akan memberikan layanan informasi secara detail sesuai dengan fakta dilapangan, sehingga para pengusaha pertanian tinggal mengakses dalam website dinas perkebunan provinsi Jawa Barat," ujar Dody, kepada wartawan akhir pekan ini.
Menurut Dody, program tersebut akan disertakan dalam gelaran program inovatif daerah yang diselenggarakan oleh kementerian aparatur negara dan reformasi birokrasi. "Kami diberi kepercayaan oleh gubernur untuk ikut serta dalam nominasi inovasi Menpan RB, kami dinas satu satunya yang ikut di lingkup pemerintah provinsi Jawa Barat," katanya.
Dody mengatakan, dari 1.200 inovasi se-Indonesia yang turut serta dalam acara tersebut, Si Perut Lapar ini sudah masuk dalam penjaringan 99 nominasi terbaik.