Senin 11 Feb 2019 13:01 WIB

Perlu Website, UMKM tak Cukup Hanya Miliki Media Sosial

Situs web akan mengurangi tensi persaingan di market place.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merajut produk hiasan dinding saat Roadshow The Big Start Indonesia di Cihampelas, Bandung, Jawa Barat, Jumat (20/7).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merajut produk hiasan dinding saat Roadshow The Big Start Indonesia di Cihampelas, Bandung, Jawa Barat, Jumat (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Keberadaan situs web atau website hari ini bisa dipahami sebagai toko digital. Sayangnya, di DI Yogyakarta secara umum, belum banyak UMKM yang sudah akrab dengan situs web.

Product Manager Niagahoster, Wayan Cahyono menilai, situs web sangat penting dibicarakan jika membahas UMKM hari ini. Terlebih, UMKM di Indonesia belakangan baru bisa akrab dengan media sosial.
 
Padahal, jika mengetahui apa yang terjadi di market place, Wayan melihat persaingan UMKM di media sosial justru sangat ketat. Bahkan, ia meyakini, UMKM akan menemui kesulitan jika terus mengandalkan media sosial.
 
"Sangat yakin satu atau dua tahun lagi mereka akan kesusahan ketika hanya berfokus di media sosial," kata Wayan kepada Republika, Jumat (8/2).
 
Untuk itu, ia mengingatkan, sangat penting bagi pelaku UMKM mulai memenuhi persenjataannya dengan memiliki situs web. Selain untuk membesarkan sebuah merek, situs web akan mengurangi tensi persaingan di market place.
 
Misal, ketika berada di pasar tradisional, saat satu barang ternyata dijual dengan harga yang lebih murah oleh tetangga. Persaingan itu disebut juga banyak terjadi di sosial media.
 
"Jadi mereka butuh website untuk mengatasi itu," ujar Wayan.
 
Saat ini, ia melihat para pelaku UMKM, khususnya yang ada di DI Yogyakarta, sudah mulai mengenal situs web. Tapi, sayang memang belum banyak yang telah memantapkan diri untuk masuk ke dalamnya.
 
Salah satunya, lantaran banyak para pelaku UMKM yang kesusahan untuk membuat situs web. Termasuk, ketika mereka mempekerjakan semacam developer, biaya yang harus mereka tanggung terbilang terlalu mahal.
 
Kemudian, sekalipun pelaku UMKM itu telah mempekerjakan semacam developer, mereka masih belum memiliki kemampuan memasarkan produk-produknya. Karenanya, hari ini banyak dihadirkan tutorial-tutorial membuat dan mengelola situs web.
 
 
Di Niagahoster misalnya, ia menerangkan, sudah ada satu program baru yang diberi nama Niagacourse. Isinya, tidak lain memandu siapa saja yang ingin membuat, mengelola dan memasarkan produknya.
 
Wayan menekankan, para pelaku UMKM tidak boleh hanya memiliki pandangan jika membuat situs web sudah selesai. Tapi, mereka harus memiliki tujuan lain yaitu agar situs web itu bisa memasarkan produk mereka.
 
"Kita sendiri UMKM merupakan kategori klien di urutan tiga terbanyak, pertama agency, kedua pemilik bisnis dan ketiga UMKM," kata Wayan.
 
Tahun ini, Wayan melihat, setidaknya para pelaku UMKM sudah mulai sadar jika mereka butuh toko daring. Itu bisa dilihat dari mulai banyaknya UMKM yang sudah merambah media sosial.

Terlebih, saat ini, ia merasa pembuatan situs web sudah sangat mudah. Karenanya, diharapkan, ke depan setelah memahami seperti apa pentingnya toko daring, mereka sudah menjajaki usahanya dikembangkan melalui situs web.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement