REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sistem kunjungan ke Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru (TNBTS) akan semakin diperketat tahun depan. Kunjungan ke beberapa lokasi TNBTS akan dibagi ke dalam sejumlah jenis tiket.
"Supaya tidak berantakan, harus dibedakan warna tiketnya. Misalnya, ke Penanjakan pakai warna kuning atau hijau. Nanti warnanya beda-beda di setiap titik. Kalau sudah ke Penanjakan, enggak bisa ke sana lagi nantinya," ujar Kepala Balai Besar (BB) TNBTS, John Kenedie kepada wartawan di Aula BB TNBTS, Kota Malang, Selasa (6/11).
Menurut Kenedie, TNBTS pada dasarnya memiliki kapasitas terbatas dalam menentukan jumlah pengunjung. Batasan-batasan jumlah pengunjung yang bisa ditampung TNBTS juga telah dipastikan hitungannya oleh para ahli.

Sejumlah wisatawan berkuda menuju puncak Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur.
Target pendakian di Gunung Semeru hanya sekitar 600 orang per harinya. Angka ini ditentukan karena Semeru berdasarkan penelitian hanya mampu menampung 2.000 orang setiap hari. "Pendaki kan biasanya tiga hari di Semeru, kalau dikali tiga jadi 1.800 orang. Itu belum lagi dengan jumlah petugas kita," tambah dia.
Sementara pengunjung Gunung Bromo, dia melanjutkan, mampu mencapai 2.000 orang di akhir pekan. Jumlah ini memang harus dipecah ke beberapa lokasi agar tidak terfokus di satu titik. Dengan demikian bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan nantinya.
"Pengunjung memang rata-rata mau naik dulu malam-malam padahal Bukit Cinta itu sama bagusnya. Mereka seperti tidak puas kalau belum ke Penanjakan," kata Kenedie.

Meriahnya gelaran Eksotika Bromo 2018 yang juga bertepatan dengan ritual Yadna Kasada di Lautan Pasir Bromo, Tengger, Probolinggo.