Selasa 06 Jun 2017 12:56 WIB

Resmikan Patung Bung Karno, Megawati: Hargailah Bapak Bangsa

Peresmian tugu Bung Karno Putra Sang Fajar sebagai penanda selamat datang di Kota Blitar
Foto: Istimewa
Peresmian tugu Bung Karno Putra Sang Fajar sebagai penanda selamat datang di Kota Blitar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum  PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meresmikan patung Bung Karno di Kota Blitar, Selasa (6/6). Peresmian tugu Bung Karno Putra Sang Fajar sebagai penanda selamat datang di Kota Blitar ini berada di Jalan Imam Bonjol merupakan rangkaian kegiatan memperingati hari lahir Bung Karno.

 

Wali Kota Blitar Muhammad Samanhudi Anwar dalam sambutannya menjelaskan Pemkot Blitar membangun patung itu selama delapan bulan dengan ketebalan inchi dan tinggi sembilan meter, berbobot lima ton dikerjakan oleh seniman dari Jogjakarta.

 

"Patung ini merupakan pintu masuk ke Blitar. Ini patung Bung Karno kelima di Blitar sebagai bentuk terimakasih dan kecintaan warga Blitar Bung Karno. Bahkan PNS setiap hari memakai pin Bung Karno,"" ujar Samanhudi, pada acara peresmian yang juga dihadiri Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto bersama seluruh jajaran DPP dan pengurus partai dari seluruh Indonesia turut hadir.

 

Megawati meneken plakat dan menggunting pita yang ditandai dengan terbukanya selubung kain yang menutupi patung Bung Karno.

 

Mengawali sambutannya, Megawati mengekspresikan rasa terima kasih karena di sejumlah daerah saat ini mulai banyak bermunculan patung Bung Karno. Bahkan buku-buku karya pemikiran Sang Proklamator pun dicari dan dibaca.

 

Megawati berharap agar Pancasila masuk dalam kurikulum sehingga di masyarakat tidak ada perdebatan yang tidak jelas, asal debat, bahkan bicara Pancasila tanpa bicara bagaimana proses lahirnya Pancasila.

 

Diceritakannya pengalaman di masa lalu, adanya upaya desoekarnoisasi yang menjadi masa kelam bagi bangsa karena ada upaya untuk tidak menghargai pahlawan yang juga proklamator bangsa. Apa-apa saja yang menjadi pemikiran Bung Karno atau yang terkait  dengan fisiknya coba dihilangkan.

 

"Sampai akhirnya ada adagium kebenaran itu akan muncul tidak bisa diselewengkan tinggal kapan munculnya," ujarnya dalam keterangan tertulisnya.

 

Megawati juga mengatakan di berbagai negara maju selalu mempunyai bapak bangsa namun hal yang berbeda sangat terasa di Indonesia. Sebagai warga negara dan puteri Bung Karno hal ini menjadi keprihatinannya.

"Saya merasa kebangetan ya tapi ben waelah," ucapnya.

 

Dia lebih prihatin lagi karena ada yang sekarang menyebut-nyebut PDIP sebagai PKI.

 

"Ngerti partai gak sih di dalam anggaran dasar yang diputuskan kongres ideologi PDI Perjuangan adalah Pancasila," tegasnya. Untuk itu, Megawati meminta kepada semua pihak untuk selalu berpikir jernih.Sehingga sebagai bangsa, kita akan punya arah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement