Rabu 13 Aug 2014 16:47 WIB

Investor Tak Mau Beli Merpati

Rep: Friska Yolandha/ Red: Esthi Maharani
 Pegawai PT Merpati Nusantara Airlines melakukan aksi damai di depan Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (12/8).   (Republika/Prayogi)
Pegawai PT Merpati Nusantara Airlines melakukan aksi damai di depan Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (12/8). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nasib Maskapai Merpati Nusantara Airlines tengah di ujung tanduk. Tingginya beban utang perseroan membuat upaya penyelamatannya menjadi rumit.

Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Said Didu mengatakan, investor tidak akan mau masuk menyuntikkan modal melihat kondisi keuangan Merpati. "Melihat persaingan pasar penerbangan saat ini, saya tidak yakin ada investor yang mau," kata Said kepada Republika, Rabu (13/8).

Selain itu, rute-rute Merpati juga sudah dimasuki sejumlah maskapai lain seperti Garuda Indonesia. Ditambah laporan keuangan yang negatif, Said pesimistis ada investor yang mau membeli Merpati.

Satu-satunya yang dimiliki Merpati saat ini adalah izin terbang atau air operators certificate (AOC). Namun, nilai dari izin ini tidak sebesar kerugian yang dialami Merpati. Lagi pula, izin terbang Merpati telah dibekukan sementara oleh Kementerian Perhubungan.

Pemerintah diminta tegas menangani persoalan Merpati seperti menangani masalah Garuda Indonesia. Pemerintah tidak boleh setengah hati karena Merpati merupakan perusahaan milik negara. "Tutup atau disehatkan, pemerintah tetap keluar uang," kata Said.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement