REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Partai Golongan Karya (Golkar) sudah sangat terlambat untuk mengajak partai-partai politik lainnya berkoalisi mengusung Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar, Aburizal Bakrie (ARB), sebagai calon presiden (capres) dalam pemilihan umum presiden (pilpres) 2014 mendatang.
Meskipun kecil, Partai Demokrat dan Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) berpeluang untuk berkoalisi mengusung ARB sebagai capres dalam pilpres 2014 mendatang.
Pakar politik Universitas Indonesia (UI), Prof Dr Maswadi Rauf, menyatakan saat ini hanya tinggal dua partai politik (parpol) saja yang masih berpeluang untuk berkoalisi dengan Partai Golkar, yaitu Partai Demokrat dan Partai Hanura.
"Meskipun kemungkinannanya kecil, Hanura dan Demokrat berpeluang menjalin koalisi dengan Golkar. Gabungan suara ketiga parpol ini cukup untuk membentuk poros baru dan mengusung capres dan cawapres sendiri," tutur Maswadi.
Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar, ujar Maswadi, tampaknya akan solid mendukung Ketum Partai Golkar, ARB, sebagai caapres dalam pemilu 2014 mendatang. Situasi internal di Partai Golkar sangat kuat mendukung pencalonan ARB sebagai presiden.
Namun, papar Maswadi, sangat sulit bagi ARB untuk mencari rekan parpol koalisi, karena waktunya sudah terlambat. Jadi, apakah Partai Hanura dan Partai Demokrat siap berkoalisi, hal ini sangat ditentukan oleh lobi-lobi politik ARB sebagai capres dan Ketum Partai Golkar.
Rapimnas Partai Golkar nanti, pungkas Maswadi, juga akan mengevaluasi pencalonan ARB sebagai capres jika elektabilitas ARB tidak juga meningkat. Hingga saat ini, dukungan internal Partai Golkar terhadap ARB masih solid dan sangat kuat.