Ahad 20 Apr 2014 10:09 WIB

Merapi Keluarkan Embusan, Warga Panik

Rep: Nur Aini/ Red: Muhammad Hafil
Turun dari puncak Gunung Merapi.   (Republika/Bowo Pribadi)
Turun dari puncak Gunung Merapi. (Republika/Bowo Pribadi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gunung Merapi kembali mengeluarkan embusan yang menyebabkan hujan abu di sejumlah wilayah di Kabupaten Sleman. Embusan tersebut sempat membuat warga panik dan berkumpul di titik kumpul 

Embusan Gunung Merapi terjadi sekitar pukul 04.26 WIB, Ahad (20/4). Gunung Merapi mengeluarkan suara gemuruh yang terdengar di radius 6-7 kilometer. Kondisi tersebut membuat warga di Desa Glagaharjo dan Desa Turgo Kecamatan Cangkringan sempat panik dan berkumpul di titik kumpul. 

Aktivitas Gunung Merapi tersebut juga menyebabkan hujan abu vulkanik. Sebaran abu vulkanik cukup luas yakni dari Kecamatan Cangkringan, Pakem, Turi, hingga Sleman. Berdasarkan keterangan dari Badan Penelitian Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), hujan abu vulkanik mengarah ke Tenggara, Selatan dan Barat Daya dengan jarak maksimum 15 kilometer.

Embusan Merapi tersebut terkait dengan gempa yang berpusat di barat daya Gunung Kidul pada Jumat (18/4) pukul 20.33 WIB. Pada Sabtu (19/4), BPPTKG merekam gempa tektonik jauh dari Merapi empat kali dari pukul 09.00-20.00 WIB. Embusan pada Ahad terjadi dengan durasi 20 menit. Sementara, pada pukul 04.40 WIB setelah embusan, tidak terekam aktivitas kegempaan dari Merapi. 

Hingga pukul 08.30 WIB, hujan abu masih terjadi di sekitar lereng Gunung Merapi. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Julisetiono Dwi Wasito mengungkapkan abu vulkanik Merapi menyebar karena terbawa angin. "Kami sudah sebar 5.000 masker untuk warga yang terkena dampak abu vulkanik Merapi," ujarnya kepada Republika, Ahad.

Dia mengakui ada kepanikan warga saat embusan Merapi. Namun, sebagian besar warga sudah kembali ke kediaman masing-masih sejak pukul 07.30 WIB. "Kalau ada yang masih takut, bisa berada di titik kumpul, tapi kami sudah imbau warga untuk tetap tenang," ungkapnya. 

Aktivitas embusan pada Ahad pagi tidak membuat status Merapi berubah dari aktif normal. Embusan Merapi sebelumnya terjadi pada 27 Maret lalu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement