REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Musfihin Dahlan menilai calon presiden dari PDI Perjuangan (PDIP) Joko Widodo bukanlah lawan politik tapi mitra tanding pada Pemilu 2014.
"Partai Golkar melihat sosok Jokowi (Joko Widodo) bukan sebagai musuh dan lawan politik, tapi dia mitra tanding," kata Musfihin Dahlan pada diskusi "Efek Jokowi dan Strategi Partai Politik di Pilpres 2014" di Jakarta, Ahad (23/3).
Menurut Musfihin, Partai Golkar mengapresiasi pilihan PDI Perjuangan yang mengusung Jokowi sebagai calon presiden. Majunya Gubernur DKI Jakarta sebagai calon presiden, menurut dia, juga berpengaruh pada konstelasi di internal Partai Golkar, meskipun Partai Golkar sudah resmi mengusung ketua umumnya, Aburizal Bakrie, sebagai calon presiden.
"Ada wacana-wacana di internal, jika Partai Golkar perolehan suaranya kurang dari 20 persen pada pemilu legislatif, maka penetapan calon presiden pada Aburizal Bakrie bisa dievaluasi lagi pada Rapimnas, setelah pemilu legislatif," ujar Musfihin.
Ia menegaskan, Partai Golkar adalah partai dinamis dan selalu berkembang menyikapi perkembangan politik. "Nanti kita lihat perkembanganya, apakah Partai Golkar dapat memenuhi targetnya memperoleh 30 persen suara atau tidak. Jika perolehan suara Partai Golkar kurang dari 20 persen, maka akan dibahas pada Rapimnas, usai pemilu legislatif," kata Musfihin.
Di sisi lain, lanjut Musfihin, jika perolehan suara Partai Golkar kurang dari 20 persen dan tidak bisa mengusung Aburizal Bakrie, maka Partai Golkar telah menyiapkan berbagai kemungkinan, termasuk jika harus berkoalisi.
Dikatakan Musfihin, jika berkoalisi dengan PDIP, Partai Golkar memiliki banyak figur yang dapat mendampingi Jokowi, untuk posisi calon wakil presiden. "Mereka antara lain, Jusuf Kalla, Akbar Tandjung, Priyo Budi Santoso, Agung Laksono, dan banyak lagi, tinggal pilih," katanya.