Selasa 22 Oct 2013 21:12 WIB

Sudi Tuntut Nazaruddin Minta Maaf

Rep: Esthi Maharani/ Red: Dewi Mardiani
Sudi Silalahi
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Sudi Silalahi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Sudi Silalahi, menuntut agar Nazaruddin meminta maaf. Hal ini menyusul pernyatannya yang menyebut Sudi terlibat dan mengintervensi proyek e-KTP.

"Pada saudara Nazaruddin, saya masih kasih dia kesempatan untuk minta maaf. Saya akan memaafkan kalau dia meminta maaf," katanya, Selasa (22/10) malam.  Ia mengatakan ingin meminta kejelasan terkait inisial SS yang disebutkan Nazaruddin merujuk padanya atau bukan. Menurutnya, kalau bukan,  ia tentu tak akan repot-repot memberikan klarifikasi.

Tetapi, dalam perkembangannya inisial SS itu diarahkan kepadanya. Karena itu, Sudi menilai perlu ada klarifikasi sekaligus tuntutan agar Nazar meminta maaf. Jika diperlukan, Sudi tak ragu untuk lapor kepihak berwenang.

"Saya ingin dulu kejelasan, apa benar yang dimaksud SS itu saya. Kalau memang bukan saya, ngapain saya repot-repot. Tapi kalau yang diarahkan SS itu saya, sudah tentu akan saya laporkan ke polisi. Jadi jangan seenaknya saja, menuding sana-sini yang nggak jelas, nggak ada faktanya," tegasnya.

Ia menegaskan tak pernah mengenal sosok Nazaruddin. Sudi mengaku baru kenal setelah dia menjadi buronan. Sebelum itu, ia mengaku tak pernah ada komunikasi apalagi masuk ke wilayah proyek tertentu.

"Nazaruddin itu saya kenal setelah dia jadi buron, setelah jadi ribut masalahnya, baru saya tau potongannya Nazaruddin, cara bicaranya, ngomongnya saya baru tahu itu setelah dia jadi buron. Saya nggak pernah ada hubungan dengan Nazaruddin apalagi masuk ke wilayah proyek mencampuri," katanya.

Sudi pun menantang agar dilakukan pengecekan ke Kemendagri dan jajarannya apakah ada keterlibatan Mensesneg dalam proyek tersebut. "Boleh dikonfirmasi kepada kementerian yang bersangkutan. Apa benar saya menyinggung masalah e-KTP itu? Enggak pernah saya, apalagi sampai masuk ke wilayah proyek," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement