REPUBLIKA.CO.ID, CIAMIS -- Dua dari empat remaja korban pelemparan bom molotov di Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis,Jawa Barat telah melewati masa krisis di ruang ICU RSUD setempat.
Kedua korban yang mengalami luka bakar hingga 45 persen ini, kini dipindahkan ke ruangan perawatan rumah sakit setempat. "Kondisi kedua korban sudah stabil dan telah melewati masa kritis,’’kata dr Edwiko yang menangani kedua pasien tersebut, Rabu (16/10).
Menurut Edwiko, kedua pasien mengalami luka bakar cukup serius di bagian wajah, kepala, tangan, dan kaki. Luka bakar yang mereka derita, kata dia, mencapai 45 persen. Dia mengatakan, luka bakar yang cukup serius terdapat di bagian wajah.
Karena itu, agar bekas luka bakar tak menimbulkan cacat berat disarankan keduanya menjalani operasi plastik. "Wajah mereka tak terlihat cacat parah, kami menyarankan agar dilakukan operasi plastik setelah pulih,’’ujar dia.
Kedua pelajar yang mengalami luka berat akibat ledakan bom molotov tersebut yaitu Agus (14 tahun) dan Rijwan Setiawan (13) pelajar kelas tiga dan dua SMP Muhammadiyah Kawali.
Sedangkan dua pelajar lainnya, Ismi dan Ami, juga pelajar SMP Muhammadiyah, mengalami luka ringan dan sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya. Baik Agus maupun Rijwan kini masih dirawat di RSUD Ciamis dan terus dipantau oleh tim medis.
"Baru sehari dia (Agus) bisa duduk di tempat tidur. Sebelumnya dia kritis akibat luka bakar di wajahnya,’’kata Lili, orangtua Agus saat ditemui di rumah sakit.
Lili berharap polisi bisa segera menangkap pelaku pelemparan bom molotov yang mengakibatkan anaknya menjadi korban. Ia mengatakan, anaknya tersebut dipastikan akan mengalami cacat di bgaian wajahnya seumur hidup.
Karena itu ia meminta jika pelaku ditangkap diberi hukuman seberat-beratnya. "Anak saya pasti wajahnya cacat seumur hidup. Dia juga pasti akan ketinggalan pelajaran karena tak masuk sekolah dalam waktu yang lama,’’ujar dia.