REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga waduk Riario hingga kini belum juga pindah ke rumah susun karena masih menuntut pemerintah provinsi memberikan uang kompensasi sebesar Rp 5 juta per KK. Hal itu pun membuat Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama geram.
Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, pemerintah sebelumnya sudah memberikan uang Rp 1 juta kepada setiap KK. Ahok mengatakan, uang itu diberikan agar warga bisa menyewa rumah selama dua bulan, sementara menunggu rumah susun Pinus Elok selesai direnovasi.
Namun, ketika uang sudah diberikan, tiba-tiba warga menolak pindah ke rumah sewaan. Warga, kata Ahok, mau menunggu hingga rumah susun siap ditempati.
Karena tidak jadi menyewa rumah, sambung dia, maka seharusnya uang Rp 1 juta yang sudah diberikan pemerintah dikembalikan. Namun demikian, dia mengatakan pemerintah tidak mau mempermasalahkan hal itu.
"Kita tetap ijinkan Anda di rumah yang lama meski melanggar aturan. Enggak usah terlalu ribut soal uang. Kamu tinggal di rumah kamu anggap lah untuk sewa rumah kamu. Walaupun proyek kami tertahan," kata pria kelahiran Belitung Timur ini, Jakarta, Rabu (25/9).
Kemudian, sekarang warga justru meminta uang kompensasi sebesar Rp 5 juta. Ahok pun mengaku bingung menghadapi tingkah warga yang menurutnya tidak tahu diuntung itu. Karenanya, Ahok mengatakan akan menunggu intruksi dari Gubernur Joko Widodo untuk melakukan langkah selanjutnya.
"Kan kita sudah berbaik hati. Di suruh tunggu dua bulan, uang kita kasih. Eh ngelunjak minta Rp 5 juta. Dikasih hati minta ampela," ujar Ahok.