REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Alumni Al Azhar Mesir cabang Indonesia mengeluarkan pernyataan sikap terkait peristiwa "Rabu Berdarah" pada 14 Agustus lalu. Mereka berharap situasi yang tidak kondusif di Mesir segera diakhiri.
Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni Al-Azhar Mesir cabang Indonesia, Muchlis M. Hanafi, mengatakan ada enam butir pernyataan sikap.
Pertama, mereka menyampaikan keprihatinan dan duka cita yang mendalam atas terjadinya aksi kekerasan dari pihak-pihak tertentu yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa. Mereka mendukung pihak berwenang di Mesir untuk melakukan investigasi mendalam serta memberikan tindakan tegas kepada para pelaku kekerasan sesuai dengan hukum yang berlaku.
Kedua, mereka mendukung sikap Al Azhar yang menyatakan bahwa penggunaan kekerasan tidak akan bisa menyelesaikan persoalan politik. Dialog yang dilandasi ketulusan hati adalah soluasi terbaik bagi krisis yang sedang dihadapi oleh Mesir.
Ketiga, katanya, mereka mendukung Al Azhar untuk terus mengajukan inisiatif-inisiatif yang dipandang dapat menjadi solusi efektif bagi persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat Mesir.
Keempat yakni mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di Mesir, khususnya para mahasiswa, senantiasa waspada, menjaga diri, menghindari lokasi-lokasi demonstrasi, serta tidak terlibat dalam bentuk aksi apapun untuk mendukung ataupun menentang kelompok-kelompok tertentu di Mesir.
''Kami mengimbau masyarakat Indonesia, baik yang di Mesir maupun yang di Tanah Air, untuk menyaring dan menyeleksi secara cermat setiap pemberitaan tentang konflik politik di Mesir yang disajikan berbagai media,'' katanya.
Keenam, mereka mengajak segenap alumni Al Azhar secara khusus dan masyarakat Indonesia secara umum untuk mendoakan bangsa dan negara Mesir agar dapat segera keluar dari krisis yang melanda negeri tersebut.