REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 5.234 warga masih mengungsi akibat banjir bandang yang terjadi karena jebolnya Bendungan Wai Ela, Maluku Tengah, Kamis (25/7). Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengabarkan, korban hilang masih dilakukan pencarian dan akan dihentikan pada hari ketujuh.
"Hari ini akan divalidasi rumah yang rusak atau hilang dan selanjutnya akan di SK-kan bupati setempat," ujar Sutopo pada pesan elektroniknya kepada Republika Senin (29/7).
Sutopo mengungkapkan, sudah ditentukan lima titik untuk penampungan sementara bagi para pengungsi dengan menggunakan tenda keluarga. Sambil menunggu datangnya 500 unit tenda keluarga kementerian PU akan memasang tandon air dan WC pada lima titik tersebut. "Ditargetkan Sabtu pekan ini sebanyak 500 tenda keluarga sudah terpasang," ujarnya.
Menurut Sutopo saat ini sedang dilaksanakan perbaikan darurat normalisasi alur Sungai Wai Ela, Sungai Mamoa, Sei Waweti, Wae Lama. Serta pemasangan pipa air minum sepanjang 850 meter, perbaikan darurat jalan penghubung ke tempat pengungsian Patoi dan segera akan dipasang Jembatan Bailey sepanjang 120 meter. "Untuk pembangunan semua itu gubernur mengusulkan untuk dapat didanai melalui DSP," jelas Sutopo.
Ia menambahkan, daerah terdampak seluas 30 hektare akan ditata ulang sebagai tempat hunian yang akan dilengkapi fasos dan fasum juga akan dibuat pos kesehatan keliling. Ia juga menjamin logistik warga untuk enam hari ke depan masih mencukupi.
"Selasa besok, pesawat Hercules akan membawa bantuan BNPB berupa selimut seribu lembar, matras dua ribu, tenda keluarga 150, satu unit dump truk dan 20 WC knockdown. Kamisnya, akan datang 350 buah tenda keluarga dan 500 selimut," ujar Sutopo.