Ahad 28 Jul 2013 02:10 WIB

BPBD Sleman Siap Antisipasi Krisis Air Bersih

Air Bersih (ilustrasi)
Air Bersih (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, siap mengantsipasi krisis air bersih di sejumlah wilayah meskipun tahun ini merupakan kemarau basah.

"Kami siap membantu warga yang memang benar-benar mengalami krisis air bersih. Sejauh ini memang, belum ada permintaan untuk melakukan droping air ke suatu wilayah," kata Kepala Bidang Kesiapsiagaan dan Pencegahan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sleman Heru Saptono, Sabtu.

Menurut dia, ancaman kekeringan tetap perlu diwaspadai meski terjadi kemarau basah saat ini.

"Diprediksi pada September warga yang biasa mengalami krisis air, akan membutuhkan droping air bersih seperti wilayah Kecamatan Prambanan. Tiap tahun kami lakukan droping air bersih di Prambanan," katanya.

Ia mengatakan, warga yang tinggal di hunian tetap (huntap) korban erupsi Gunung Merapi masih perlu peninjauan ulang. "Kami lihat dulu, huntap yang sumber airnya dari Umbul Wadon," katanya.

Warga huntap yang mulai mengalami kekeringan yaitu di Dusun Batur dan Pagerjurang, Desa Kepuharjo, serta Huntap Gondang I dan II di Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan.

Ke empat huntap tersebut mendapat saluran air dari Umbul Wadon di hulu Sungai Kuning. Namun, karena intensitas hujan yang berkurang seminggu terakhir ini, debit airnya menurun drastis hingga 50 persen.

Ketua Organisasi Pemakai Air (OPA) Kecamatan Prambanan Mujimin mengatakan, beberapa kelompok warga saat ini sudah mulai meminta untuk pengoperasian pompa air.

"Sumur pompa ini terbagi dalam tiga wilayah yakni Prambanan satu, dua, dan tiga. Pompa air sebanyak sepuluh unit sudah mulai kita operasikan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement