Senin 01 Jul 2013 20:35 WIB

'Negara Gagal Berdaulat, Berkarakter, dan Mandiri'

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Djibril Muhammad
Sang merah putih nampak gagah menghiasi langit Jakarta.
Foto: Syailendra Hafiz
Sang merah putih nampak gagah menghiasi langit Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Musyawarah Nasional (Munas) Pengurus Besar Ikatan Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB IKA-PMII) Zaini Rahman mengatakan, konsep bernegara yang salah meletakkan posisi rakyat dan negara dalam posisi lemah di tengah percaturan global baik secara ekonomi, politik, budaya.

Konsep bernegara yang salah ini disebabkan tata kelola negara yang salah, melenceng dari nilai-nilai luhur dan kepribadian bangsa Indonesia. Bangsa ini, ujar Zaini, terjebak dalam mengadopsi sistem-sistem dari luar negeri yang tidak cocok dan tidak sesuai dengan kepribadian Indonesia.

"Demokratisasi dan liberalisasi politik berjalan begitu cepat tanpa melalui proses pelembagaan yang mapan," ujarnya di acara Munas IKA PII di Jakarta, Senin, (1/7).

Mentalitas korup semakin marak di tengah lemahnya penegakkan hukum. Fenomena disintegrasi sosial dan politik juga mengancam keutuhan NKRI. "Negara dan rakyat jaraknya juga semakin jauh," kata Zaini.

Negara, Zaini menerangkan, juga gagal menjalankan fungsinya dalam mengelola negara agar menjadi negara berdaulat, berkarakter, dan mandiri. Selain itu negara juga tidak mampu memenuhi hak dan harapan rakyat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement