REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil interogasi sementara pada teroris yang ditangkap Kamis (2/5) malam di Jakarta mengindikasikan kelompok ini mengincar pihak asing.
Berdasarkan percakapan petugas Resmob Polda Metro Jaya yang didengar Republika, ada motif lintas agama dalam aksi yang hendak dilakukan oleh para teroris.
Disebutkan, para teroris mengincar simbol Myanmar yang ada di sekitar Jakarta. Hal itu dimotivasi oleh ulah penindasan umat muslim Rohingya yang terjadi di Myanmar.
Informasi ini kemudian diolah oleh jajaran Polsek Mampang yang masih berjaga di sekitar lokasi. Mereka masih tampak berjaga di depan sebuah rumah kontarkan Jl. Bangka 2, Kemang, Jaksel Jumat (3/5).
Pantauan Republika, seorang petugas polisi sibuk mengecek daftar penduduk yang tinggal di kawasan Jl. Bangka, Kemang yang menjadi lokasi penggerebekan. Dengan talkie walkie, petugas ini melaporkan temuannya kepada polisi lain yang ada di ujung sambungan.
"Mohon informasi ada tidak pejabat kedutaan Myanmar tinggal di radius tersebut ?," ujar polisi yang dipanggil petugas ini dengan nama komandan.
"Siap komandan tidak ada," ujar petugas tersebut.
"Konfirmasi ada tidak ?," balas si komandan.
"86 Kami temukan data di sini pejabat Papua Nugini, Swiss, dan Jerman, tidak ada Myanmar" kata petugas tersebut.
"86," kata si komandan. Sejauh ini lokasi pengerebekan masih dijaga oleh puluhan polisi dari Polsek Mampang.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar menjelaskan, teroris yang ditangkap di Jl Sudirman, pertigaan bendungan hilir (Benhil), Jakarta, Asep alias JM memang menargetkan tempat-tempat tertentu untuk meledakkan bomnya. "Itu masih didalami,"ujarnya.