Ahad 17 Feb 2013 19:02 WIB

Duh, Situs-Situs Purbakala Ini Terbengkalai

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Nidia Zuraya
Situs purbakala/ilustrasi
Foto: ancientneareast.tripod.com
Situs purbakala/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Belasan Situs Purbakala di Kecamatan Tegalwaru dan Pangkalan, terbekanglai. Kondisi tersebut, disebabkan kurangnya perhatian dari pemerintah. Padahal, situs tersebut merupakan aset daerah.

Agus Tani, warga Desa Kertasari, Kecamatan Pangkalan, mengatakan, situs itu berjumlah belasan. Kini, kondisinya ada yang rusak akibat faktor alam juga banyak yang tak terurus. Padahal, dulu pernah ada penelitian mengenai situs pra sejarah tersebut. Namun, kini tak ada lagi instansi yang memperhatikannya.

"Sangat disayangkan situs purbakala itu terbengkalai," ujar dia, Ahad (17/2).

Agus menyebutkan, situs yang rusak dan terbengkalai tersebut jenisnya batuan berbentuk Menhir. Salah satu yang terbengkalai, seperti yang berada di Kampung Nangerang, Desa Kertasari. Batuan itu, kini tertutup semak belukar. Sehingga, batuan itu sudah tak terlihat lagi.

Diakui Agus, warga di desa ini sangat menginginkan pemerintah turun tangan. Untuk menyelamatkan aset tersebut. Soalnya, kalau dibiarkan rusak maka akan ada sejarah yang hilang. Untuk itu, dirinya berharap supaya pemerintah segera melakukan penelitian lagi terhadap belasan situs tersebut.

"Batuan yang ada di dua kecamatan itu, berbentuk Menhir dan batu yang mencerminkan telapak kaki," jelasnya.

Keberadaan situs yang tak terpelihara itu, lanjut dia, justru berdampak negatif. Masyarakat, sekitar tak mau mendatangi lokasi bebatuan itu. Pasalnya, mereka menganggap tempat itu wingit (angker). Maka sangat wajar keberadaan situs itu tak terpelihara.

Warga lainnya, Marno (80 tahun), mengaku, sejak dirinya kecil bebatuan itu sudah ada. Bahkan, orang tuanya dulu melarang anak-anak untuk mendekati atau merusak lokasi beradanya bebatuan itu. Larangan itu, berlaku turun temurun. Makanya, lokasi yang ada situsnya tidak pernah dijamah warga.

"Kami takut merusaknya," ujar dia.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Karawang, Acep Jamhuri, membenarkan kalau di dua kecamatan itu terdapat situs purbakal. Akan tetapi, saat ini situs tersebut belum terurus dengan baik. Pasalnya, masih menunggu penelitian. Bila sudah ada penelitian, baru kawasan itu akan dikhususkan.

"Pada 2012 lalu sudah ada penelitian awal. Tapi tahun ini kami tak tahu apakah peneilitiannya dilanjutkan atau tidak," ujar Acep.

Hasil dari penelitian itu, situs purbakala itu diduga ada sejak abad ke 4 sampai 13. Situs itu diprediksi milik Kerajaan Sunda. Kerajaan Sunda itu, kemungkinan besar ada di wilayah tersebut berbarengan dengan Kerajaan Tarumanagera yang ada di selatannya (wilayah Bekasi).

Luas lokasi yang ada situsnya itu, mencapai 400 hektare. Makanya, kedepan pemkab akan menggandeng provinsi dan pusat untuk sama-sama membiayai penilitian situs purbakala itu. Sekaligus, membiaya pembangunannya. Supaya, lokasi itu jadi kawasan wisata sejarah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement