REPUBLIKA.CO.ID,JEMBER==Sebanyak 12 pabrik beras cerdas akan dibangun pada tahun 2013 mendatang di Pulau Jawa untuk percepatan diversifikasi pangan dalam rangka mengurangi ketergantungan pada beras.
"Target untuk tahun depan direncanakan ada tambahan 12 pabrik beras cerdas yang dibangun di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat," kata penemu beras cerdas dari Universitas Jember Prof Dr Achmad Subagyo di Kabupaten Jember, Kamis.
Beras cerdas merupakan beras restrukturisasi dari berbagai bahan baku alami yang dibuat dengan mencampurkan tepung dari olahan singkong atau "modified cassava flour" (mocaf), tepung jagung, protein susu, air dan minyak sawit.
Menurut dia, sudah ada empat pabrik beras cerdas yang dibangun tersebar di Kabupaten Jember sebanyak dua pabrik, Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Blitar masing-masing satu pabrik, sehingga jumlah pabrik beras cerdas tahun depan menjadi 16 pabrik.
"Pabrik beras cerdas itu akan dibangun di daerah-daerah dan bukan kota besar karena pembagunan pabrik itu diharapkan dapat meningkatkan perekonomian daerah setempat," katanya.
Saat ini, kata dia, pabrik beras cerdas dapat menghasilkan 2 ton per hari dengan bahan baku tepung singkong olahan "modified cassava flour" (mocaf), sehingga diharapkan banyaknya pendirian pabrik beras cerdas dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras.
"Beras cerdas juga sangat baik untuk penderita penyakit kencing manis (diabetes melitus) karena kandungan karbohidratnya tidak setinggi beras biasa, ibu hamil dan balita," katanya.
Sementara Kepala Bidang Penganekaragaman Konsumsi Pangan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim Aprianto mengatakan pemerintah tidak boleh terlena dengan konsumsi beras, sehingga perlu terobosan untuk mengembangkan pangan lokal sesuai dengan potensi daerah masing-masing sebagai bahan makanan pokok.
"Pola konsumsi beras di Jatim sudah menurun dan hal itu menunjukkan adanya diversifikasi pangan yang cukup besar karena masyarakat sudah sadar untuk mengonsumsi bahan pangan non-beras," ujarnya.
Beras cerdas itu menjadi salah satu cara divertifikasi pangan dalam rangka mengurangi ketergantungan pada beras.