REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Hari terakhir penyelenggaraan Silaturahmi Nasional (Silatnas) Partai Demokrat tak dihadiri Ruhut 'Poltak' Sitompul.
"Aku tak bisa datang karena aku ingin menjaga wibawa Pak SBY di masyarakat," kata Ruhut kepada wartawan, di salah satu hotel di bilangan Sentul, Bogor, Sabtu (15/12).
Menurut Ruhut, Silatnas Partai Demokrat sudah disusupi preman yang tak tidak senang terhadap dirinya. Ketidaksenangan itu muncul lantaran dia sering meminta Ketua Umum Anas Urbaningrum mundur dari jabatan.
"Karena mereka sudah menyusupkan beberapa preman pasar, nanti kalau mereka ribut kasihan Pak SBY," ujar Ruhut.
Kericuhan kecil yang sempat terjadi kemarin menurut Ruhut akan membuka mata para kader Demokrat tentang sikapnya yang selama ini getol meneriakan Anas mundur. Ruhut mengatakan, orang-orang yang mengusirnya adalah orang-orang yang takut sisi negatif Anas terungkap di Silatnas.
"Di dalam otak mereka sudah ada kutil, yaitu Silatnas untuk menggulingkan Ketum. Padahal siapa yang menggulingkan bos?" katanya.
Menurut Ruhut, ajang Silatnas Partai Demokrat semestinya menjadi ajang sambung rasa antarkader. Dia mengatakan pengusiran yang dia alami telah menodai makna Silatnas. Ruhut mengatakan tak ada siapapun yang berhak mengusir seorang kader partai dari dalam ruangan.
"Dengan serangan mereka, ini jadi ternoda. Semua harusnya boleh datang," katanya.
Ruhut berharap kader-kader Partai Demokrat realistis menyikapi persoalan yang terjadi di tubuh partai. Dia mengatakan upaya memenangkan partai sulit tercapai bila di internal partai masih dicemari orang-orang yang dianggap bermasalah dengan korupsi.
"Yang harus direbut itu massa mengambang yang ada di kampus dan sebagainya. Tapi melihat situasi seperti itu (isu korupsi) berat untuk merebut simpati mereka," kata Ruhut.
Ruhut membantah bila sikap kritisnya meminta Anas mundur bukan merupakan pesanan pihak tertentu yang tidak suka dengan Anas. Menurutnya sikap kritis itu murni untuk membersihkan dan menaikan kembali pamor Partai Demokrat.
"Aku sama sekali tidak ditunggangi," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum enggan mengomentari pengusiran Ruhut dari acara Silatnas kemarin. Menurut Anas, insiden kecil tidak layak dibesar-besarkan.
"Yang penting-penting saja dahulu dibahas. Yang kurang penting nanti dibahas minggu depan," kata Anas.