Jumat 19 Oct 2012 11:27 WIB

Gubernur Bali: Teroris Saat Ini Sudah Malu Hati

Gubernur Bali Made Mangku Pastika
Foto: Republika
Gubernur Bali Made Mangku Pastika

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Gubernur Bali Made Mangku Pastika menegaskan kaum teroris dalam melakukan aksinya tidak akan pernah mencapai tujuan yang diinginkan dan tindakan yang dilakukannya itu menjadikan dirinya sebagai musuh bersama.

"Dua kali tindakan teroris yang ingin menghancurkan Bali tidak berhasil, kondisi itu sebenarnya membuat teroris malu hati," kata Gubernur Pastika di Denpasar, Jumat (19/10).

Ia mengatakan hal itu pada acara pengukuhan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Bali oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Irjen Pol (Purn) Ansyaad Mbai. Bali yang menjadi sasaran teroris dengan aksinya pada 12 Oktober 2002 dan 1 Oktober 2005 sebenarnya menginginkan Pulau Dewata hancur berantakan, kekacauan yang mengarah terjadinya pertentangan SARA.

"Namun kenyataannya keinginan teroris itu tidak membuahkan hasil, masyarakat Bali tetap rukun, hidup berdampingan dengan umat lintas agama maupun dengan para pendatang dari berbagai daerah di Indonesia yang bermukim di Bali," ujar Gubernur Pastika.

 

Masyarakat Bali memiliki keunggulan lokal yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, yakni 'menyama braya' atau persaudaraan yang akrab dan kerukunan yang harmonis dengan semua umat lintas agama.

"Masyarakat Bali beranggapan siapapun yang tinggal bersama di Pulau Dewata adalah saudaranya, sehingga tidak mungkin melakukan pengusiran atau hal-hal yang tidak diinginkan pascatragedi bom," tutur Gubernur Pastika mengenang pengalaman sepuluh tahun lalu menangani kasus bom Bali.

Umat Hindu setelah melaksanakan kegiatan ritual berskala besar yang disebut "Pemarisuda Karipubyala' yang bermakna mengembalikan kesucian dan kedamaian alam semesta pascabom, maka semua permasalahan dianggap berakhir.

"Kearifan lokal yang menjadi salah satu keunggulan itu diharapkan tetap dapat dipelihara, dipertahankan dan ditingkatkan pada masa-masa mendatang sehingga persaudaraan dan kerukunan di Bali tetap dapat dipelihara," harap Gubernur Pastika.

Forum Koordinasi Pencegahan Terotisme Provinsi Bali yang dikukuhkan tersebut terdiri atas Ketua Drs I Gede Putu Jaya Suartama, Sekretaris Petrus Analalo, Bendahara H. Mulyono Setiawan, Ketua Bidang Agama, Pendidikan dan Dakwah Drs Wakhid Mukhtarom, Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi, Sosial, Budaya dan Hukum Nyoman Gede Antaguna, Ketua Bidang Pemberdayaan Media Massa, Humas dan Sosialisasi Bagus Ngurah Rai. Ketua Bidang Pemberdayaan Pemuda dan Perempuan I Wayan Gede Suyantartha serta Ketua Bidang Kajian dan Penelitian Dra Lailatul Arofah,.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement