Sabtu 28 Jul 2012 08:04 WIB

Perajin dan Tempe Cirebon Tetap Diproduksi

Tahu tempe yang menggunakan kedele impor dari Amerika Serikat
Foto: Blogspot
Tahu tempe yang menggunakan kedele impor dari Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Sejumlah perajin di Sindang Jawa Sumber Kabupaten Cirebon, Jawa Barat dilaporkan tetap memproduksi tahu dan tempe dengan alasan untuk mempertahankan pelanggannya meski harga kedelai melonjak.

Karna, seorang perajin tahu tempe di Cirebon kepada wartawan, Sabtu mengatakan bahwa produksi tahu tempe tetap berjalan, karena mempertahankan pelanggan cukup sulit saat dunia usaha semakin ketat, dengan harga kedelai sekitar Rp 8.500 per kilogram, terasa berat.

"Mempertahankan pelanggan dan menaikan harga tempe tahu tipis, langkah pedagang di Cirebon karena jika berhenti produksi khawatir langganan yang sudah dibina bertahun-tahun kecewa, sehingga mereka beralih dampaknya akan merugi jika harga kedelai kembali stabil," kata Karna.

Harga kedelai terus melonjak dari Rp 5.500 per kilogram, jelang bulan Ramadhan mencapai Rp 8.500, biaya produksi naik cukup tinggi, namun resiko usaha seperti itu, kita harus siap menghadapinya dengan lapang dada, karena dirinya yakin pasokan kedelai akan kembali normal.

Sementara itu Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan menuturkan, kebutuhan kedelai perajin tahu tempe di Jawa Barat, masih mengandalkan kedelai impor sehingga harga tergantung pasokan, jika terhambat langsung melonjak, harapannya kembali normal, supaya produksi lancar.

"Tanaman kedelai kurang maksimal dikembangkan Jawa Barat, karena cocok dilahan pertanian sub tropis, sehingga tetap mengandalkan impor," kata Ahmad.

Yayah salah seorang pembeli tahu tempe di Pasar Kanoman Kota Cirebon mengaku, tahu dan tempe di pasar Pantura Kanoman Kota Cirebon masih mudah didapatkan, meski harganya terjadi kenaikan namun wajar tetap terjangkau, karena dibandingkan makanan lain jauh lebih murah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement